Namun Jie harus kecewa. Meski makan dengan 'rakus' ia gagal meningkatkan berat badannya sekitar 10 kilogram. Beratnya saat ini hanya mencapai 73 kg. Keinginannya untuk tampil pada kelas 81 kg akhirnya gagal tercapai.
Jie punya kemampuan lumayan. Ia berhasil merebut medali perunggu ketika tampil pada kejuaraan junior judo persemakmuran di Singapura pada Januari lalu. Namun meski menghabiskan 7 dolar Singapura atau sekitar Rp 46 ribu untuk membeli semangkuk besar nasi goreng tiga sampai empat kali sepekannya sejak November, berat badannya tetap tak menanjak.
“Berat badan saya masih tetap 72 kg seperti setahun lalu,” keluh Jie.
Soal asupan makanan Jie tidak ingin main-main. Ia memilih tidak memakai suplemen energi untuk tidak gagal memenuhi persyaratan peraturan doping di olimpiade.
Jie menilai latihan berat empat sampai enam kali yang dijalani sepekan menjadi biang keladi kegagalannya menambah berat badannya. Ia juga menganggap banyaknya keringat yang dihasilkan tubuhnya membuatnya gagal mencapai keinginannya.
Namun, salah satu atlet muda judo andalan Singapura itu tetap optimistis tentang peluangnya. “Kesuksesan di Judo tergantung pada mental si atlet. Fokus mengekploitasi kelemahan lawan meski badannya lebih besar dari Anda juga menjadi kunci,” tegas Jie.
“Saya bekerja keras untuk meningkatkan teknik dan kelincahan dalam bertarung. Itu lebih penting ketimbang ukuran badan dalam sebuah pertandingan,” jelasnya.
Judo, olahraga yang berasal dari Jepang dalam prakteknya tidak membolehkan si atlet untuk menonjok ataupun menendang. Tujuan utama olahraga bela diri ini adalah menaklukkan lawan tanpa melukainya.
STRAITSTIMES | bagus wijanarko