TEMPO Interaktif, Jakarta - Taufik Hidayat mendapat perlawanan keras di babak kedua Kejuaraan Dunia Bulutangkis yang berlangsung di Paris, Prancis. Melawan Yu Hsin Hsieh asal Taiwan, pebulutangkis tunggal putra andalan Indonesia itu harus melewati saat-saat kritis di game kedua sebelum akhirnya menang tiga game, 19-21, 21-19, dan 21-9, Rabu (2/9).
Kedua pemain bermain ketat di game pertama. Hsieh merebut angka pertama sebelum disamakan dan dilangkahi Taufik hingga kedudukan menjadi 4-1. Namun Hsieh enggan menyerah. Ia berhasil menyamakan angka dan kemudian terus memimpin di depan Taufik. Hsieh, terutama berada di atas angin setelah unggul 16-14. Pebulutangkis berusia 27 tahun itu akhirnya tak bisa dikejar Taufik dan menutup game tersebut dengan angka tipis 21-19.
Di game kedua, Taufik merebut angka pertama dan berusaha mengendalikan permainan. Namun ia terlihat masih kurang tenang dalam mengantisipsi perlawanan Hsieh. Akibatnya, meski terus memimpin perolehan angka, Hsieh akhirnya berhasil mengejar Taufik dalam kedudukan 19-19. Di saat posisi kritis seperti ini Taufik akhirnya bisa merebut dua poin tersisa untuk menutup game kedua tersebut.
Berhasil melewati masa krisis di game kedua, Taufik tampil sangat percaya diri di game penentuan. Ia langsung tancap gas untuk memimpin 5-0 di awal permainan. Meski sempat menipiskan angka menjadi 5-3, Hsieh tak pernah mampu menyamakan kedudukan apalagi melewati Taufik sehingga pebulutangkis peringkat lima dunia ini mampu mengakhiri pertandingan dalam waktu 54 menit.
“Di game pertama dan game kedua Taufik banyak ragu-ragu. Tapi di game ketiga ia sudah bisa main normal. Kondisi lawannya kebetulan juga sudah menurun,” kata Mulyo Handoyo, pelatih Taufik, melalui pesan pendek yang diterima Tempo.
Keberhasilan Taufik tidak bisa diikuti tunggal putra Indonesia yang lain. Simon Santoso, yang seharusnya bermain melawan pebulutangkis Taiwan yang lain, Hsuan Yi Hsuh, menarik diri sehingga dinyatakan kalah walkover.
Manajer tim Indonesia, Jacob Risdianto, menyatakan bahwa Simon mendapat cedera otot punggung setelah bermain di babak pertama pemain Polandia, Przemyslaw Wacha, Selasa lalu. “Setelah pertandingan kemarin Simon mengalami cedera, otot punggungnya tertarik. Sebenarnya kami sudah mencoba melakukan penyembuhan dengan terapi, tapi hasilnya malah tambah sakit sehingga ia tidak bisa bermain,” katanya.
Gugurnya Simon juga diikuti tunggal putri Adrianti Firdasari yang dikalahkan pemain Korea Selatan Hi Kim Moon, 13-21 21-15 21-18. Sebelumnya Maria Febe Krismastuti juga sudah kalah di babak kedua oleh pemain Jepang, Eriko Hirose, 14-21, 18-21.
Di ganda putra, pasangan Yonatan Suryatama/Rian Sukmawan berhasil merebut delapan angka terakhir secara berturut-turut di game ketiga untuk mengalahkan pasangan Jerman, Kiristof Hopp/Johannes Schlotter 21-14, 21-23, 21-18. Kemenangan ini seperti mengobati kekalahan ganda putra Alvent Yulianto/Hendra AG yang ditaklukkan ganda Singapura Hendri Kurniawan Saputra/Hendra Wijaya, 15-21, 15, 21.
“Sebelum pertandingan Alvent sudah terserang demam. Kondisinya jadi tidak fit. Cuaca di Paris memang sedang tidak menentu. Kadang hujan, panas, lalu dingin. Ini berpengaruh terhadap pemain kita,” ujar Jacob.
RINA WIDIASTUTI | ARIS M