“Adalah sulit untuk kembali, khususnya setelah hasil AS Terbuka yang kucapai tahun lalu dan orang terus berharap aku bisa melakukannya lagi,” kata Oudin, yang di pernah menduduki peringkat dua dunia tingkat junior. “Ekspetasi para penggemar untukku terlalu tinggi.”
Tahun lalu, Oudin membuat publik Flushing Meadows di New York tercengang dengan prestasinya. Sebagai remaja yang belum dikenal pecinta tenis dunia, Oudin waktu itu tampil memikat dengan mengalahkan Anastasia Pavlyuchenkova di babak pertama, Elena Dementieva di babak kedua, Maria Sharapoba di babak ketiga, dan Nadia Petrova di babak keempat. Di perempat final, langkah Oudin kemudian terhenti oleh petenis Denmark Caroline Wozniacki yang tahun ini menjadi unggulan teratas.
Oudin, yang saat ini menghuni peringkat 42 dunia dan merupakan petenis putri Amerika Serikat dengan peringkat tertinggi setelah Serena dan Venus Williams, mengaku sangat gugup menghadapi tekanan untuk bisa menang. Hal itulah yang membuat permainannya tidak muncul. “Kukria aku merasa paling gugup di hari ini,” ujarnya.
Hasil di AS Terbuka ini melengkapi hasil buruk Oudin di grand slam lain di tahun ini. Di Australia Terbuka dan Prancis Terbuka, petenis dengan tinggi 168 senti meter ini bahkan langsung gugur di babak pertama. Di Wimbledon, Oudin juga hanya bisa bertahan di babak kedua. Meski mengecewakan, Oudin tetap yakin akan masa depannya di dunia tenis.
“Harapanku, aku masih punya waktu 10 tahun lagi dalam karirku, semoga itu bisa 10 kali AS Terbuka lagi. Aku pastinya menunggu untuk tahun depan lagi. Turnamen ini masih menjadi turnamen favoritku,” kata Oudin.
REUTERS | ARIS MUSTAFA