Hujan yang turun berkepanjangan sudah membuat final AS Terbuka tertunda untuk ketiga kalinya sejak 2008. Namun pengelola turnamen tetap tak mau menambahkan atap untuk mengantisipasi hujan turun. Padahal dua lokasi grand slam lainnya, Australia Terbuka dan Wimbledon sudah dilengkapi dengan atap yang bisa menutupi lapangan jika hujan. Pengelola turnamen Prancis Terbuka juga tengah mempertimbangkan memasang atap serupa pada stadionnya.
Besarnya dana yang dibutuhkan untuk memasang atap menjadi alasan utama stadion AS Terbuka tetap dibiarkan tanpa atap. "Secara teknis (memasang atap) cukup rumit dan menantang kondisi finansial. Jika dananya lebih dari US$ 150 juta (Rp 1,3 triliun), apakah kau tetap memakainya untuk memasang atap atau melanjutkan pembinaan tenis bagi pemain usia muda di negeri ini?" kata juru bicara USTA, Chris Widmaier.
Widmaier menambahkan, dana yang sudah dihabiskan untuk mengembangkan kompleks stadion Flushing Meadow dalam lima tahun terakhir mencapai US$ 100 juta (Rp 910 miliar). Sebagian besar dana itu dihabiskan untuk membangun stadion baru untuk pusat pelatihan. Pendapatan dari AS Terbuka disalurkan untuk pengembangan pemain, bantuan serta beasiswa dan mengembangkan fasilitas tenis termasuk melapis ulang sekitar 1.100 lapangan yang tersebar di seluruh Amerika Serikat.
Presiden USTA, Lucy Garvin, tengah menjalankan komisi yang membuat rekomendasi bagi pengembangan kompleks tenis nasional itu termasuk opsi untuk menutupi stadion yang lebih kecil demi menghemat biaya. Sebagai gambaran, Stadion Louis Armstrong, yang menjadi lapangan kedua turnamen memiliki kapasitas 10.500 tempat duduk, lebih kecil ketimbang lokasi utama, Stadion Arthur Ashe, yang bisa menampung 23.771 penonton.
Juara empat kali AS Terbuka, John McEnroe, yang kini menjadi komentator turnamen tersebut tahun lalu pernah menyarankan agar pengelola menambahkan atap di Arthur Ashe yang dibangun untuk mengganti Louis Armstrong sebagai stadion utama pada 1997. "Saat itu orang-orang di USTA memutuskan membangun stadion yang lebih besar. Padahal dengan harga yang sama mereka bisa dapat stadion baru yang lebih kecil tapi lengkap dengan atap."
REUTERS | GABRIEL WAHYU TITIYOGA