Game pertama yang seharusnya bisa dimenangkan Ahsan/Bona hilang begitu saja. Padahal, mereka sempat memimpin angka jauh 18-14. Mendekati angka kritis, pasangan Malaysia berhasil mengejar sekaligus menutup permainan game pertama dengan skor 21-19. Memasuki game kedua, perlawanan Ahsan/Bona semakin mengendor sehingga gampang diserang hingga Koo/Tan menang mudah 21-13.
"Mereka sudah bermain bagus tetapi masih kalah pengalaman dan peringkat. Menjelang game pertama berakhir, mereka agak tertekan serve lawannya," kata Jacob Rusdianto melalui pesan sigkatnya kepada Tempo. Walaupun gagal ke final, Jacob masih menyipkan harapan besar pada Ahsam/Bona. "Ke depannya saya rasa mereka bisa menjadi pemain handal," katanya.
Prestasi Ahsan/Bona di Jepang Terbuka kali ini mengalami penurunan dibandingkan dua tahun lalu. Saat itu, mereka bisa menembus final walaupun gagal meraih medali setelah menyerah dari pasangan Denmark Lars Paske/Johan Rasmussen setelah bermain tiga game.
Secara keseluruhkan, prestasi Indonesia di Jepang Terbuka kali ini sangatlah buruk. Tidak hanya gagal meraih satu pun gelar tetapi gagal mengirimkan satu pun wakilnya lolos ke final. Padahal, tahun lalu, Indonesia masih bisa mendapatkan gelar juara melalui Markis Kido/Hendra Setiawan. Ditarik ke belakang lagi, tahun 2008, Indonesia masih merebut dua gelar juara lewat Sony Dwi Kuncoro dan Muhammad Rijal/Vita Marissa.
Jacob melihat paceklik gelar kali ini disebabkan persaingan antara pemain bulutangkis saat ini sangat ketat. Negara-negara lain mengalami kemajuan pesat. "Kita harus akui itu. Kalah atau menang ada hikmahnya," kata Jacob.
RINA WIDIASTUTI