Wozniacki, petenis berusia 20 tahun yang akan menjadi petenis nomor satu dunia jika menjuarai turnamen ini, berhasil mengalahkan unggulan kedelapan asal Belarusia, Victoria Azarenka, 6-2, 6-7 (3), 6-4. Sementara Dementieva bermain gemilang dengan menekuk juara grand slam Prancis Terbuka asal Italia, Francesca Schiavone, 6-4, 7-5.
Menghadapi Azarenka, Wozniacki tak kesulitan mengontrol pertandingan di set pertama. Ia hanya menyisakan dua game buat lawannya itu. Laga di set kedua berubah saat Azarenka memberi perlawanan sengit dan akhirnya merebut set itu melalui permainan tie break.
Di set ketiga, Wozniacki seperti akan menang mudah setelah langsung melenggang dan hanya butuh satu game saat unggul 5-0. Namun di luar dugaan Azarenka tak langsung menyerah dan sempat mendekati perolehan angka menjadi 5-4. Wozniacki akhirnya menutup pertandingan pada giliran servisnya saat pengembalian bola dari Azarenka keluar lapangan.
“Saat memperoleh angka 5 aku merasa sangat kuat, aku pikir pertandingan menjadi milikku,” kata Wozniacki. “Tapi kemudian Victoria mulai bermain bagus dan tiba-tiba angka kedudukan sudah 5-4 dan aku tahu aku harus segera menutup pertandingan dengan servisku. Set ketiga sangat ketat. Itu seperti sebuah pertandingan baru,” ia melanjutkan.
Azarenka, yang pernah menang dua kali melawan Wozniacki, mengatakan sebenarnya sulit untuk menemukan permainan kembali saat tertinggal 0-5 di set ketiga. Sayangnya, saat akhirnya ia bisa tampil baik, Wozniacki hanya tingga butuh satu game untuk menang.
“Aku mungkin pernah bermain baik kembali dari kedudukan 5-1 atau 5-2, tapi tidak pernah saat kedudukan sudah 5-0. Aku sempat kehilangan konsentrasi, tapi memang sulit menjaga konsentrasi dalam waktu yang lama,” katanya.
AP | BBC | ARIS M