TEMPO Interaktif, Jakarta - Mangombar Ferdinand Siregar telah pergi. Tapi teknokrat olahraga itu akan tetap dikenang. Salah satu hal patut diingat dari dia adalah konsistensinya untuk memotivasi atlet agar tetap memperhatikan pendidikan agar setelah tidak lagi berjaya sebagai atlet tetap bisa berguna bagi Indonesia.
MF Siregar meninggal Ahad (3/10) lalu, pada usia 81 tahun, setelah cukup lama terserang stroke.
Lukman Niode, mantan atlet renang, akan tetap mengenang sosok ini sebagai seorang yang berpandangan jauh ke depan.
“Om Siregar mengajarkan bagaimana mendapatkan kail bukan ikan, jadi selain kekuatan yang diasah pendidikan juga harus dikejar,” kata Lukman, yang kini menjabat sebagai pengurus Persatuan Renang Seluruh Indonesia.
Bagi Lukman, Siregar adalah bapak angkatnya karena bapak kandungnya telah meninggal saat ia beranjak remaja. Siregarlah yang mengirim Lukman ke Amerika Serikat untuk berlatih renang sekaligus bersekolah di negeri Abang Sam itu dari tahun 1980-1996.
“Beliau selalu berpesan harus menjadi “orang”. Untuk menjadi orang yang dia maksud harus berpikir jangka panjang, renang hanya menjadi alat sementara dan ilmu itu harus digali sedalam-dalamnya dan kelak harus kembali ke Indonesia bekerja untuk merah-putih,” kata Lukman.
Setelah Siregar tutup usia, Lukman bertekat akan meneruskan perjuangan begawan olahraga Indonesia itu dengan membina cabang renang. “Ia selalu berkata, pembinaan tidak bisa instan dan harus bertahap dalam jangka panjang delapan sampai dua belas tahun kedepan, bukan hanya bertujuan untuk PON dan SEA Games saja,” katanya.
Alan Budikusuma, mantan pemain bulutangkis nasional, tidak mungkin bisa melupakan Siregar. Berkat campur tangan Opung Siregar, ia dan Susi Susanti berhasil membawa pulang emas Olimpiade Barcelona 1992.
“Sebagai pemimpin proyek Olimpiade saat itu, Opa Siregar turun langsung memberikan dukungan, masukan dan strategi, sekaligus memberikan latihan rekreasi di pantai padahal sebelumnya tidak ada yang begitu,” kata Alan yang menyebut Siregar sebagai Arsitek olahraga yang berdedikasi tinggi. Alan mengaku selalu teringat pesan Siregar, “Ingatlah untuk selalu rendah hati.”
Mantan atlet renang dan polo air, Djoko Pramono yang kini menjabat sebagai Ketua Komisi Pengembangan Olahraga Komite Olympiade Indonesia (KOI), mengaku Siregar selalu berkata, “Djoko, maju terus jangan menyerah demi Indonesia.” Kalimat itu selalu Siregar ucapkan setiap bertemu.
Djoko mengaku Siregar meninggalkan sebuah pesan untuknya menyangkut pembinaan olahraga Indonesia. “Pokoknya ada pesannya,” Djoko enggan membeberkan.
RINA WIDIASTUTI