TEMPO Interaktif, New Delhi - Sprinter putri Nigeria Osayemi Oludamola menuai skandal pada hari kedelapan perhelatan Commonwealth Games di New Delhi, India, Senin (11/10). Ketua Pertandingan, Mike Fennell, menyatakan peraih medali emas 100 meter putri itu terbukti telah menggunakan doping.
"Hal itu sangat disesalkan, karena kita semua berupaya keras untuk menciptakan pertandingan yang bersih," kata Fennell. Dari hasil tes menunjukkan, pelari berusia 24 tahun itu menggunakan methylhexaneamine. Ini zat kimia terlarang oleh Badan Anti Doping Dunia (WADA) pada tahun ini.
Meski begitu, Osayemi masih bisa menyimpan medali emasnya sambil menantikan hasil uji sampel B. "Hasil tes juga akan diumumkan hari ini (Senin)," ujar Fennell.
Osayemi meraih medali emas setelah Sally Pearson yang lebih dulu mencapai garis finis didiskualifikasi. Sprinter Australia itu dianggap melakukan kesalahan saat meninggalkan garis start. Jika hal uji sampel B milik Osayemi dinyatakan postif, maka emas akan menjadi milik Natasha Mayers asal Saint Vincent and the Grenadines.
Dari laman surat kabar lokal Nigeria, Vanguard, Kepala Federasi Atletik Nigeria Solomon Ogba menyatakan bahwa Osayemi menenggak zat kimia terlarang itu secara tidak sengaja. "Dia (Osayemi) sedang minum obat untuk sakit giginya, kami menduga kuat itu yang membuatnya tak lulus doping," ungkap Solomon seperti yang ditulis Vanguard.
Chef de Mission tim Nigeria Elias Usman Gora mengaku dirinya sangat terkejut dan kecewa dengan adanya masalah doping ini. "Para atlet datang ke sini untuk berkompetisi dan mereka semua memiliki semangat positif. Akan sangat disayangkan jika hasil tes kedua juga dinyatakan positif," ujarnya.
Sebenarnya, prestasi Osayemi memang tidak dapat diragukan lagi. Dia merupakan finalis kejuaraan dunia atletik untuk nomor lari 100 meter putri tahun 2007. Setahun setelahnya, Osayemi menjadi semifinalis Olimpiade Beijing.
REUTERS | EZTHER LASTANIA