TEMPO Interaktif, Jakarta - Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi, Angkat Berat, dan Binaraga Seluruh Indonesia (PB PABSI) berencana mengirim tim angkat besi Asian Games 2010 training camp ke Korea Selatan, 21 Oktober mendatang.
Para atlet dijadwalkan berlatih di sana hingga menjelang keberangkatan ke Guangzhou, Cina, pertengahan November nanti. “Biar mereka lebih fokus latihan, fasilitas latihan di sana lebih bagus,” kata Sony Kasiran, manajer tim nasional angkat besi, saat ditemui di kantornya, Senin (11/10).
Saat ini, proposal pengajuan training camp sudah dikirimkan ke Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima). Kemungkinan yang akan diberangkatkan empat lifter, yaitu Triyatno (69 kilogram), Eko Yuli Irawan (62 kilogram), Ni Luh Sinta Darmairiani(69 kilogram), dan Lisa Rumbewas (48 kilogram). Empat lifter lainnya tetap berlatih di Lampung.
Mengenai persiapan selama di sana, Sony mengaku telah beres. Mereka akan berlatih Korea National Sport University (KNSU), dimana dua puluh lima persen atlet peraih medali Korea Selatan berasal dari sini. Tempat tinggalnya di hotel. “Mereka telah menyiapkan semuanya, Sekretaris Jenderalnya, Anh Hyo-Jack telah memberikan informasi detailnya,” kata Sony. Selama di negeri gingseng, para atlet tetap akan berlatih dengan pelatih nasional, Dirdja Wihardja.
Sony menambahkan, ide training camp ini berasal dari pengurus PABBSI dan pengurus Satlkak Prima. Setelah melihat hasil rata-rata lifter di kejuaraan dunia di Turki, Seotember lalu, bagus, keinginan untuk merealisasikan ide itu semakin kuat. “Optimistis Satlak Prima bakal mengabulkan,” Sony yakin.
Selaku manajer tim, Sony telah menyiapkan perlengkapan atlet di luar persiapan latihan. “Pakaian pertandingan sudah beres, pengecekan berat badan juga telah rutin dilakukan,” katanya.
Berdasarkan hasil kejuaraan dunia angkat besi di Turki lalu ditambah pengamatan kekuatan negara-negara di Asia, Sony menilihat Indonesia berpeluang mendapat dua medali di Guangzhou nanti. Namun, ia tidak bisa menyebutkan secara pasti medali apa.
“Persaingan di kelas Triyatno tidak seketat persaingan di kelasnya Eko tetapi Triyatno tidak ada peluang mendapat emas sedangkan Eko masih ada karena selisihnya tidak jauh,” kata Sony.
Eko ditemui secara terpisah mengakui persaingan di kelasnya cukup ketat. “Kemungkinan mendapat medali perunggu cukup besar, untuk dapat perak masih 50:50, tapi kemungkinan emas masih ada karena selisihnya tidak terlalu jauh,” kata peraih perunggu Olimpiade Beijing 2008 ini.
Di kelas Triyatno, peluang mendapatkan emas hampir tidak ada. Karena di kelas 69 kilogram ada lifter Liao Hui dari Cina yang sangat kuat. Liao, baru saja memecahkan rekor juara dunia 2010 di Turki dengan angkatan total 358 kilogram. Padahal, catatan di Turki lalu hanya totalnya 324 kilogram. “Karena itu target saya perak di Guangzhou nanti,” kata Triyatno.
RINA WIDIASTUTI