Akibat keputusan tersebut, medali emas jatuh ke tangan atlit asal St Vincent dan Grenada, Natasha Mayers, yang sebelumnya menduduki posisi kedua. Sedangkan medali perunggu jatuh ke tangan pelari Kamerun, Delphine Atangana.
Pada lomba lari kelas bergengsi perempuan yang digelar, Kamis, juara pertama sesungguhnya disabet oleh pelari asal Australia, Sally Perason, namun karena terbukti mencuri start kemenangannya dibatalkan panitia.
Dalam pernyataannya, Federasi Commonwealth Games, membenarkan keputusan yang telah diambil terutama soal hasil sample B. Federasi ini menambahkan, keputusan tersebut mengacu pada peraturan yang dikeluarkan oleh Asosiasi Internasional Federasi Atlit.
Sample darah yang diambil dari Osayemi menunjukkan bahwa atlit ini menggunakan stimulan methylhexaneamine, bahan yang masuk daftar dilarang oleh Lembaga AntiDoping Dunia.
Dari hasil temuan itu, selain mencabut medali emas, lembaga ini juga melarang atlit berusia 24 tahun itu mengikuti lomba lari selama dua tahun.
Methylhexaneamine merupakan zat narkoba yang juga digunakan oleh para atlit India, termasuk Sanamacha Chanu dan perenang Richa Mishra, serta Iyotsana Pansare yang ditemukan pada September lalu.
Mendengar keputusan panitia lomba, Presiden Federasi Atlit Nigeria, Solomon Ogba, membela anak asuhnya. Menurutnya, obata-obatan yang dikonsumsi Osayemi hanyalah untuk menghilangkan rasa sakit gigi. "Dia pergi berobat karena sakit gigi."
BBC | CHOIRUL