TEMPO Interaktif, Jakarta - Persaingan di Djarum Indonesia Open Super Series Premier 2011 sudah dipastikan akan super ketat. Para pemain papan atas dunia bakal menjadikan turnamen bintang empat ini sebagai ajang uji coba menjelang Kejuaraan Dunia di Wembley Arena, London, pada 8-14 Agustus mendatang.
Kepala bidang Pembinaan dan Prestasi Pengurus Besar (PB) Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia, Hadi Nasri, menyatakan bahwa peluang Indonesia memang berat dengan kehadiran para pemain terbaik di dunia. Meski begitu, dia menginginkan para pebulutangkis Indonesia harus melakukan yang terbaik di depan para pendukungnya.
"Kalau hasil di sini sudah berat, di Kejuaraan Dunia juga akan lebih berat. Ajang ini menjadi semacam uji coba sebelum berangkat ke London Agustus nanti," katanya. Tahun ini, Indonesia Open memang menjadi salah satu turnamen wajib bagi delapan pemain papan atas dunia. Turnamen berhadiah total 600 ribu US dollar itu juga menjadi satu-satunya ajang besar terakhir sebelum Kejuaraan Dunia.
Sejak tahun lalu, Indonesia selalu tertatih di Indonesia Open. Pemain Pelatnas Cipayung gagal melaju ke final dan Taufik Hidayat menjadi satu-satunya pebulutangkis Tanah Air yang melaju ke final. Tunggal putra andalan Indonesia itu kalah dari Lee Chong Wei asal Malaysia.
Untuk saat ini, Taufik menyatakan tidak bakal memasang target tinggi. Peraih emas Olimpiade Athena 2004 juga tidak ingin terlalu sesumbar mendapatkan gelar ketujuhnya di Indonesia Open. "Saya meramaikan saja. Tapi, saya akan tetap berjuang dan memberikan terbaik," katanya saat ditemui seusai latihan.
Taufik memprediksikan peluang terbesar Indonesia hanya terletak pada ganda campuran, Tantowi Ahmad/Liliyana Natsir yang baru menjuara Singapura Open Super Series pekan lalu. "Mereka sudah mulai menunjukan penampilan yang bagus," ujarnya.
Sementara itu, tunggal putri asal India, Saina Nehwal, mengincar hattrick di Indonesia. Saina menjuarai Indonesia Open berturut-turut pada sejak 2009. Menurutnya, persaingan pada Indonesia Open tahun ini memang lebih ketat dibandingan dua tahun sebelumnya. Tapi, Ia tidak khawatir dengan kehadiran tunggal putri papan atas dunia, seperti Wang Shixian dari Cina. "Saya pikir mereka bukan tidak bisa dikalahkan. Saya juga pernah mencatat kemenangan atas mereka," kata dia.
Saina memprediksikan, kejutan berpeluang terjadi pada tunggal putri dengan kehadiran Julianne Schrenk dari Jerman dan Ratchanok Inthanon dari Thailand. "Mereka tampil bagus pada beberapa turnamen terakhir," katanya.
EZTHER LASTANIA