TEMPO Interaktif, Jakarta - Direktur Jenderal Bea dan Cukai Agung Kuswandono mengatakan Kantor Bea dan Cukai menyiapkan tim khusus di Bandar Udara Soekarno Hatta dan Pelabuhan Tanjung Priok untuk menangani barang-barang yang berhubungan dengan SEA Games XXVI.
Tim itu, kata Agung, untuk memastikan barang yang diimpor kontraktor SEA Games serta mengurus barang-barang jurnalis asing. "Kami tidak menahan barang-barang SEA Games," ujar Agung usai memperingati Hari Uang di Kementerian Perekonomian, Senin, 31 Oktober 2011.
Ia mengatakan, permasalahan barang yang sempat tertunda karena banyak di antara pemenang tender tidak tahu tentang proses pemasukan barang ke pabeanan. Padahal, barang yang diimpor bisa tidak dipungut bea masuk dengan mekanisme impor sementara.
"Karena mereka tidak tahu, kemudian dengan mudahnya (pengusaha) mengatakan tertahan di bea cukai. Ini yang kami luruskan," ujar Agung.
Agung mengatakan, sebagai hajatan nasional, Kementerian Keuangan mendukung penuh penyelengaraan pesta olah raga terbesar se-Asia Tenggara ini. Direktorat Bea dan Cukai sudah meminta data yang akan diimpor untuk keperluan SEA Games. "Kami terus pro-aktif dengan menghubungi Pak Rahmat Gobel, Ketua Inasoc, dan Ketua Koni (Rita Subowo)," katanya.
Ia menegaskan, para pengusaha atau pengurus barang juga harus harus sigap. Kalau hanya menunggu, barang tidak akan keluar. "Pengusaha masukin apa? Kalau tidak tahu kami akan ajari. Ini agar jadi dokumennya lengkap, adminisrasinya bagus, dan juga barang bisa cepat."
Mengenai barang-barang jurnalis, Agung menegaskan, tidak dipungut biaya sepeserpun kalau menggunakan mekanisme impor sementara. "Nanti setelah dicek barang yang dibawanya tidak dibawa kembali, maka harus bayar," katanya. Untuk mendapatkan fasilitas ini, jurnalis harus membawa surat rekomendasi dari pihak penyelengara.
Ia meminta agar para jurnalis yang akan meliput acara SEA Games dan ingin memasukkan barang agar datang ke Bea Cukai. "Di kantor-kantor kami sudah ada klien koordinator itu. Silahkan minta penjelasan apa yang harus dikerjakan, bayar atau tidak, bagaimana kalau tidak bayar, bagaimana kalau harus membayar dan seterusnya." katanya.
ALWAN RIDHA RAMDANI