TEMPO.CO, Jakarta - Lioe Nam Khiong merupakan sosok di balik kemenangan para atlet Universal Taekwondo Indonesia Profesional (UTI Pro) di beberapa turnamen luar negeri. Seperti beberapa waktu lalu saat atlet-atlet UTI Pro berhasil mendapatkan tiga medali emas di kejuaraan Taekwondo Asia ke-11 di Myanmar.
"Kami ingin terus mencetak atlet bagus dan berprestasi," ucap Lioe saat dihubungi Kamis, 30 Mei 2013. Lioe yang pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Pengurus Besar Taekwondo Indonesia pada 2007 mengaku serius ingin memajukan taekwondo di Indonesia.
Sebagai bentuk keseriusan itu, Lioe mendirikan UTI Pro yang berada di bawah Yayasan Universal Taekwondo Indonesia. Bahkan tidak tanggung-tanggung, Lioe menyulap kediamannya di perumahan Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara sebagai asrama dan pusat latihan para atlet UTI Pro. " Saya suka dengan taekwondo," kata Lioe.
Dipilihnya rumah Lioe sebagai pusat latihan karena ia ingin melihat langsung atlet binaannya berlatih. Ia menilai seorang pelatih mesti tahu dan mengenal perkembangan atletnya. "Ada 34 atlet di kediaman saya," ujarnya.
Ia tak menampik bila semua kebutuhan atlet, dana operasional UTI Pro, dan biaya untuk mengikuti beragam turnamen berasal dari kantongnya sendiri. Lioe menolak mengutarakan seputar dana dan bisnis yang dijalaninya.
Dia menyatakan akan terus memberikan sokongan dana bagi perkembangan atlet UTI Pro. Ia juga tidak mau membatasi bila ada pihak-pihak yang ingin membantu dari sisi finansial. "Di sini (UTI Pro) kami hanya bicara taekwondo, tidak yang lain."
Lioe menjelaskan, latar belakang berdirinya UTI Pro tak lebih dari kecintaannya kepada bela diri Taekwondo. Pada mulanya, ia melihat penampilan atlet-atlet asal Korea Selatan dan Amerika Serikat yang kerap tampil bagus di ajang internasional. Menurut dia, untuk bisa mencetak atlet berkualitas seperti itu dibutuhkan pembinaan yang panjang dan manajemen yang profesional.
"Dari situ saya akhirnya membentuk UTI Pro," kata Lioe. Lebih lanjut ia enggan mengomentari seputar perselisihan di tubuh PBTI yang diduga ikut mendorong lahirnya UTI Pro. Lioe menilai UTI Pro memiliki fokus yang berbeda dengan PBTI. "Kami diakui oleh Badan Olahraga Profesional Indonesia," katanya.
Lioe justru mengaku heran lantaran saat pertama terbentuk yayasan UTI Pro masih memiliki hubungan dengan PBTI dengan bekerja sama dalam berbagai kegiatan. Namun belakangan ini, ucap dia, kehadiran UTI Pro seolah-olah menjadi masalah. " Padahal tempat saya pernah jadi buat Pelatnas," ucapnya. Namun Lioe sendiri enggan memperuncing soal itu.
Sementara pada kesempatan terpisah, Pelatih UTI Pro Rahadewi Neta menjelaskan sebelum UTI Pro berdiri telah ada yayasan Universal Takewondo Indonesia pada 2011. Kemudian secara resmi yayasan dilantik oleh BOPI pada November 2012. "Pada 18 Januari 2013 akhirnya kami melantik 33 pengurus di tingkat provinsi," ucap Neta.
ADITYA BUDIMAN
Topik Terhangat:
Tarif Baru KRL | Kisruh Kartu Jakarta Sehat | PKS Vs KPK | Vitalia Sesha | Ahmad Fathanah
Berita Terpopuler:
Mahfud MD: HMI Jangan Korupsi!
Ahok: Ancol Musti Kalahkan Sentosa Island
Begini Aksi Fathanah Curi Dokumen KPK
Mourinho Teken Kontrak di Chelsea 4 Tahun
Begini Awal Hilangnya Anggota Marinir di Aceh Timur