TEMPO.CO , Jakarta: Kementerian Pemuda dan Olahraga akan memangkas setengah jumlah personel Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) pada akhir Januari ini. Menurut Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga Djoko Pekik Irianto, perampingan ini dilakukan demi memaksimalkan peran Satlak Prima.
"Di Satlak sekarang ada sekitar 80 personel. Menurut saya, jumlah yang proper (pantas) adalah sekitar 40 orang," kata Djoko kepada Tempo melalui sambungan telepon, Selasa, 13 Januari 2014. "Akan dilihat sekarang, perangkat yang ada itu benar-benar berkompeten atau tidak? Kami akan tempatkan personel yang siap tempur sehingga program kami benar-benar berjalan."
Menurut Djoko, perampingan struktur ini adalah bagian dari evaluasi manajemen lembaga. "Ini bukan sesuatu yang luar biasa," kata dia. (Baca: Soal Mafia Olahraga, Menpora Masih Tunggu Polisi)
Djoko menjelaskan perampingan Prima ini hanya akan menyentuk Satuan Pelaksana. "Dewan pengarah tetap tujuh orang dan dewan pelaksana tetap 11, sesuai dengan Perpres 22 2010 (Peraturan Presiden Nomor 22 tahun 2010 tentang Program Indonesia Emas). Tidak mungkin kami mengubah Perpres, karena itu akan mengganggu kinerja," ujarnya.
"Yang kami maksudkan dengan efisiensi adalah perampingan di bagian-bagian lain, misalnya sekretariat," Djoko menjelaskan. "Kan itu tidak perlu banyak-banyak."
Sedangkan soal koordinator-koordinator cabang olahraga, yakni bagian yang bertanggung jawab mengawal persiapan masing-masing cabang olahraga, Djoko mengatakan struktur itu akan dipertahankan. "Tapi, fungsinya akan kami pertajam, sehingga mereka bisa mengawal betul cabang olahraga di bawahnya. Kami juga akan memonitor langsung di lapangan," kita.
Perampingan ini, kata Djoko juga akan dilakukan terhadap tim seleksi atlet, yaitu tim independen yang berada di luar struktur Satlak Prima. "Kalau tahun lalu jumlahnya di atas 10, sekarang mungkin cukup lima saja," ujarnya.
Djoko menambahkan, dalam merampingkan Satlak Prima ini, dirinya selalu berkoordinasi dengan Kepala Satlak Prima, Soewarno.
Selanjutnya: Jumlah staf bukan yang terpenting