TEMPO.CO, London - Mixed martial arts (MMA) atau seni bela diri campuran bukanlah olahraga karena memberikan contoh yang buruk kepada anak-anak dan tidak memiliki nilai-nilai kemanusiaan. Hal ini dinyatakan Ketua Persatuan Judo Eropa Sergey Soloveychick sebagaimana dikutip BBC edisi Jumat, 6 Maret 2015.
“MMA bukanlah olahraga, ini lebih merupakan pertunjukan,” kata Soloveychick.
Glasgow kehilangan hak menjadi tuan rumah penyelenggara Kejuaraan Judo Eropa karena Persatuan Judo Inggris berhubungan dekat dengan MMA. Glasgow merupakan kota terbesar kedua di Skotlandia, yang termasuk wilayah Inggris Raya.
Menurut Soloveychick, olahraga harus memiliki nilai-nilai kemanusiaan dan mendorong masyarakat membangun nilai-nilai kemanusiaan. “Tapi MMA tidak demikian,” kata Soloveychick.
Ia menambahkan, tidak elok jika seseorang menduduki perut lawan dan memukuli kepalanya. “Hal ini tidak baik untuk pendidikan generasi muda, karena itu kami tidak suka mempromosikannya dalam kompetisi kami. Semangatnya menghancurkan lawan dengan cara lain, dan ini jelas tidak bagus,” tegasnya.
Kesepakatan sponsor Persatuan Judo Inggris dengan Ultimate Fighting Championship (UFC), kejuaraan MMA, memicu pemindahan tuan rumah Kejuaraan Judo Eropa dari Glasgow ke Baku, Azerbaijan. Wakil Presiden UFC Eropa, Timur Tengah, dan Afrika David Allen me,bantah pernyataan Soloveychick. “Menyebut MMA tidak memiliki aturan jelas merupakan kesalahan,” kata Allen.
"MMA merupakan campuran delapan cabang olahraga bela diri, yang enam di antaranya merupakah cabang olahraga yang dipertandingkan di Olimpiade. Jadi kalau dikatakan MMA bukan olahraga jelas salah,” kata Allen.
BBC | AGUS BAHARUDIN