TEMPO.CO, Jakarta - Turnamen bulu tangkis All England Badminton 2015 menunjukkan bukti kian nyata bahwa sudah terjadi regenerasi di sektor tunggal putra dunia. Pemain Cina Lin Dan sebelumnya begitu merajai. Ia lima kali menjadi juara dunia, dua kali juara olimpiade, serta lima kali juara All England.
Namun, di semifinal ia dengan mudah dikalahkan pemain muda Cina yang sedang naik daun, Chen Long. Dalam pertarungan selama 45 menit, Chen Long, 26 tahun, unjuk dominasi. Ia pun bisa menang mengalahkan seniornya yang berusia 31 tahun itu dengan 21-13, 21-12.
Tempo sempat mewawancarai Chen Long di Barclayacard Arena, Birmingham, Sabtu malam. Berikut petikannya:
Bagaimana Anda bisa bangkit di set pertama saat sempat ketinggalan kemudian mengejar dan terus unggul?
Tentu saja dalam pertandingan itu sangat penting untuk bisa tenang dan terus mengejar. Salah satu penyebabanya adalah bermain secara fleksibel.
Anda dikenal sebagai pemain dengan pertahanan yang kuat. Tapi menghadapi Lin Dan ternyata serangan Anda cukup tajam. Apakah Anda puas dengan permainan tersebut?
Memang saya melakukan serangan hari ini. Tapi saya juga tidak mau terlalu mengandalkan permainan bertahan. Harus pintar mengkombinasikan antara bertahan dan menyerang sehingga memberi tekanan kepada lawan.
Bagaimana perasaan Anda mengalahkan Lin Dan yang sering disebut-sebut sebagai pemain putra tunggal terbaik sepanjang masa?
Tentu saja saya sangat gembira dengan kemenangan ini. Namun, bermain melawan pemain sekelas Lin Dan merupakan kesempatan untuk belajar serta menimba pengalaman.
Seoptimis apakah Anda untuk memenangkan pertandingan final?
Tentu saja karena pertandingan All England ini di Eropa sehingga praktis Jan O Jorgensen (Denmark) akan banyak didukung penonton. Namun, saya akan mempersiapkan mental dan bermain dengan cara saya untuk menang.
VISHNU JUWONO (BIRMINGHAM)