TEMPO.CO, Jakarta - Kendati tim nasional Indonesia gagal memenuhi target membawa pulang dua gelar juara dari turnamen Superseries Premier All England 2015, Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) tetap melihat sisi positif dari apa yang terjadi di Barclaycard Arena, Birmingham, Inggris.
Dua pasangan yang diandalkan untuk merebut gelar juara, ganda campuran Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir dan ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, gagal menunaikan misinya. Tontowi/Lilyana tak berhasil mengalahkan Zhang Nan/Zhao Yunlei di babak final, sedangkan Hendra/Ahsan kandas di babak kedua.
"Ya, kita gagal mencapai target, tapi ada beberapa penampilan pemain-pemain kita yang menunjukkan kemajuan," kata Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Rexy Mainaky, kepada Tempo, melalui pesan pendek, Ahad malam, 8 Maret 2015.
Menurut Rexy, kemajuan-kemajuan itu terjadi di sektor ganda putra dan ganda putri. "Pemain-pemain ganda putra yang muda dan ganda putri yang muda, juga Praveen Jordan/Debby Susanto, mereka sudah mulai percaya diri," kata dia.
Pasangan baru Gideon Markus Fernaldi/Kevin Sanjaya Sukamuljo, misalnya, berhasil menembus perempat final sebelum dikalahkan pasangan Denmark, Mads Conrad-Petersen/Mads Pieler Kolding, 21-11, 10-21, 21-13.
Sedangkan Praveen Jordan/Debby Susanto berhasil lolos dari babak pertama sekalipun menghadapi pasangan kuat dari Cina, Xu Chen/Ma Jin. Tak hanya itu, mereka terus melaju hingga mencapai semifinal, sebelum dikalahkan pasangan Cina yang akhirnya menjadi juara, Zhang Nan/Zhao Yunlei.
Kepala Pelatih Ganda Campuran Pelatnas PP PBSI, Richard Mainaky, menyatakan sangat puas atas pencapaian sektor ganda campuran. "Saya sangat salut," kata dia. "Ini sangat memuaskan. Untuk Tontowi/Lilyana, mereka sudah menjuarai All England tiga kali dan masuk final untuk keempat kalinya, itu sudah cukup luar biasa."
GADI MAKITAN