TEMPO.CO, Jakarta - Mantan petinju sekaligus promotor dan pelatih tinju Indonesia, Daniel Bahari, tutup usia pada Senin, 16 Maret 2015, pukul 06.00 Wita, akibat serangan jantung.
"Pagi tadi jam delapan, saya dikabari oleh Pino Bahari (anak pertama Daniel) bahwa beliau telah meninggal dunia karena serangan jantung," kata juru bicara Pengurus Pusat Persatuan Tinju Amatir Indonesia, Finon Manullang, di Jakarta, Senin, 16 Maret 2015.
Finon mengatakan Daniel, yang meninggal dunia pada usia 67 tahun, sudah lima tahun mengidap penyakit jantung. Dikutip dari Tinjunews.com, mantan petinju kelas ringan itu mengalami serangan jantung di rumahnya di Denpasar, Bali.
Jenazah Daniel saat ini sudah dibawa ke rumah duka di Jalan Cargo, Denpasar. Menurut rencana, Daniel akan dimakamkan pada Kamis pagi, 19 Maret 2015, waktu setempat.
"Saya dan teman-teman tinju rencananya sampai di Bali hari Rabu untuk mengucapkan belasungkawa terhadap keluarga yang ditinggalkan," kata Finon.
Daniel, yang aktif sebagai promotor tinju nasional lewat Gelar Tinju Profesional Indosiar (GTPI), mengalami masalah jantung selama lima tahun terakhir. Kondisinya sempat membaik setelah menjalani pengobatan.
"Jumat lalu, Daddy baru saja menjalani operasi kaki bengkak bernanah," kata putra tertua Daniel, Pino Bahari, seperti dikutip dari Tinjunews.com.
Selain sukses sebagai petinju, Daniel mampu mencetak sejumlah petinju kelas dunia lewat perannya sebagai promotor. Salah satunya Chris John, yang berhasil merebut gelar juara dunia kelas bulu World Boxing Association di Bali pada 2003.
Pria kelahiran Denpasar, 23 Maret 1948, ini juga mengalirkan bakat tinju kepada keempat anaknya, yakni Pino, Nemo, Dauddy, dan Champ. Mereka pun punya prestasi yang membanggakan.
Pino Bahari meraih medali emas di Asian Games 1990 di Beijing, dan kini mengikuti jejak sang ayah menjadi promotor tinju.
Nemo Bahari meraih medali perak di kejuaraan tinju amatir pada 1995 di Kazakhstan, sedangkan Dauddy Bahari menjadi juara Pan Asian Boxing Association kelas welter junior pada 2003-2007.
Sementara itu, Champ Bahari, yang merupakan petinju amatir Indonesia, meninggal pada usia muda, 21 tahun, karena komplikasi paru-paru.
Pada masa tuanya, Daniel lebih banyak menghabiskan waktu di rumah bersama keluarganya, terutama setelah GTPI tutup sekitar lima tahun yang lalu.
ANTARA