TEMPO.CO , Jakarta: Ketatnya persaingan dalam perebutan juara di Piala Sudirman yang akan digelar pada 10-17 Mei 2015 di Dongguan, Cina, tak bisa terelakan. Legenda bulutangkis Christian Hadinata mengatakan Indonesia harus bisa menyusun strategi pemilihan pemain yang akan turun agar bisa lolos menjadi juara grup.
"Piala Sudirman berbeda, tidak melihat rangking pemain, tapi melihat feeling siapa yang akan menjadi lawannya. Harus dilihat kalau bertemu dengan Denmark siapa yang cocok, begitupun kalau bertemu dengan Inggris," kata Christian seusai acara konfrensi pers audisi umum Djarum beasiswa bulutangkis 2015, di Plaza Senayan, Jakarta, Selasa, 17 Maret 2015.
Panitia Piala Sudirman menetapkan batas akhir penentuan nama-nama atlet yang akan turun mewakili negara masing-masing pada 27 April mendatang. Indonesia akan berhadapan dengan lawan yang cukup tangguh pada babak penyisihan grup beregu.
Dalam hasil undian, Indonesia berada di grup 1 C bersama Denmark dan Inggris. Denmark dalam beberapa pertandingan terakhir cukup mengagetkan. Beberapa pemainnya tak bisa dianggap enteng, diantarannya ada Jan O Jorgensen, tunggal putra peringkat dua dunia yang pada All England kemarin berhasil menembus final.
Christian mengakui jika di atas kertas posisi Denmark saat ini berada di atas Indonesia. Beberapa pemain Denmark, berhasil mendominasi di beberapa kejuaraan. Namun meskipun secara individu pemain-pemain Denmark kuat, belum tentu dalam permainan dengan sistem beregu mereka bisa unggul.
Menurut Christian, berdasarkan pengalaman dalam pertandingan sistem beregu, Denmark tak pernah berhasil menjadi juara baik di Piala Sudirman atau Piala Thomas dan Uber. "Meskipun individu pemain mereka kuat, peluang masih ada. Beregu itu sulit meskipun pemain mereka bagus-bagus," ujar dia.
Dengan kondisi tersebut, Indonesia yang saat ini mempunyai kelemahan di sektor tunggal putra atau putri, harus bisa menghitung. "Yang harus diingat, nomor ganda jangan sampai kecolongan. Sejauh ini kita punya kekuatan di nomor itu," ujar dia. Dia mengatakan pasangan ganda putra Hendra/Ahsan dan pasangan campuran Tontowi/Liliyana harus bisa bermain maksimal untuk merebut poin.
Tim Indonesia pernah menjadi juara Piala Sudirman saat kejuaraan itu pertama kali diselenggarakan pada 1989, di Jakarta. Selanjutnya, Indonesia hanya bisa menembus peringkat kedua pada 2005 dan 2007, kemudian juara ketiga pada 2009 dan 2011.
Terkait dengan peluang menembus final seperti yang ditargetkan pengurus Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI), Christian mengatakan hal itu masih mungkin. Namun dia meminta agar tim terlebih dahulu berfokus agar bisa lolos menjadi juara grup. "Jika juara full, drawingnya akan bagus. Kalau runner up nanti drawing-nya bisa kemana-mana. Tahun 2013 kita di grup bertemu dengan Cina dan bertemu lagi saat perempat final," ujar dia.
Menjadi juara grup memang akan membuat Indonesia lebih aman dalam babak selanjutnya. Apalagi, jika hanya menjadi nomor dua di penyisihan grup, ada peluang Indonesua harus menghadapi Cina. Pada Piala Sudirman 2013, tim nasional harus keok dari Cina.
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Rexy Mainaky, mengakui jika semua lawan yang akan dihadapi tim Tanah Air akan sangat berat. Dia berjanji akan menyusun tim dengan maksimal agar Indonesia bisa lolos ke babak final seperti target awal.
Menurut dia, dalam penyisihan grup Denmark merupakan negara yang harus diwaspadai. "Denmark tough (sulit)," katanya. Namun dia optimistis Indonesia masih memiliki peluang untuk mencuri poin dari nomor ganda putra, ganda putri, tunggal putri, dan ganda campuran.
ANGGA SUKMAWIJAYA