TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Ganda putra Indonesia Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan memastikan satu tempat di semifinal Malaysia Open 2015 setelah menaklukkan Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa melalui tiga game, 10-21, 21-13, 21-12. Kemenangan ini sekaligus mempertajam rekor kemenangan Hendra/Ahsan atas pasangan Jepang itu menjadi 7-0.
Bermaian di lapangan 1, Ahsan/Hendra nampak sedikit ragu di awal game pertama. Beberapa kali pengembalian Hiroyuki/Hayakawa ke arah belakang pasangan Indonesia dilepaskan karena diduga keluar garis. Tetapi hakim garis ternyata menyatakan masuk. Walhasil, mereka tertinggal cukup jauh, 5-11 hingga akhirnya kalah 10-21.
Hendra menuturkan jika kekalahannya di game pertama disebabkan masalah angin. "Game pertama masalahnya kami menang angin, sehingga kalau angkat bola sedikit saja langsung keluar," ujar dia. Itulah yang membuat ia dan Ahsan ragu untuk memukul atau mengangkat bola.
Di game kedua, keduanya bangkit. Mereka bermain cepat dengan bola-bola pendek diselinggi dengan smash keras. Strategi yang dilancarkan itu ternyata ampuh. Mereka berhasil membongkar pertahanan Hiroyuki/Hayakawa.
Tak mau dikenalikan, pasangan Jepang itu berusaha keras mengembalikan smas keras yang dilancarkan Hendra. Menghadapi keuletan mereka, Hendra/Ahsan mengubah taktik. Selain melakukan smash-smash keras, pasangan Indonesia itu juga melakukan drop-shot hingga bisa memenangi game kedua, 21-13.
Pada game penentuan, Hendra/Ahsan tidak mengendurkan serangan. Mereka terus bermain ngotot seperti game kedua hingga akhirnya mampu menutup game ketiga, 21-12.
"Di game kedua dan ketiga, kami lebih all ouit dan meningkatkan tekanan, karena ternyata ganda Jepang cukup kuat di pertahanan dan tidak mudah menyerah," Ahsan menjelaskan.
Pada laga semifinal Sabtu, 4 April 2015, Hendra/Ahsan akan menghadapi pasangan Denmark Mathias Boe/Carsten Mogensen. Di perempat final, Boe/Mogensen menaklukkan ganda Indonesia Angga Pratama/Ricky Karanda Suwandi, 21-23, 21-14, dan 11-21.
"Menghadapi pasangan Denmark, tentu kami harus lebih siap lagi. Sebagaimana halnya pemain Eropa, mereka biasanya mengandalkan permainan rapi bukan power," ujar Hendra.
MASRUR (KUALA LUMPUR)