TEMPO.CO, Jakarta - Matanya menatap tajam gerakan langkah kaki dan ayunan tangan seniornya memainkan sabel saat berlatih teknik di Pintu Satu, Senayan, Jakarta, kemarin. Sembari menunggu gilirannya tiba, atlet anggar itu tampak tak berkedip memperhatikan para seniornya memperagakan teknik mereka saat berlatih.
"Berlatih dengan senior lebih bisa belajar teknik. Saya ingin menggali apa yang mereka punya," ujar Ricky Dhisullimah, saat ditemui di tempat latihan, Senin, 6 April 2015.
Ricky, 17 tahun, adalah salah satu atlet yang bakal menjadi andalan Indonesia dalam SEA Games 2015, yang akan berlangsung di Singapura pada Juni mendatang. Pesta olahraga se-Asia Tenggara ini akan menjadi yang pertama baginya. Atlet kelahiran Tanjung Kemala itu adalah satu dari 24 atlet yang kini ada di pemusatan latihan nasional.
Ricky dipanggil bersama delapan atlet asal Sumatera Selatan lainnya untuk masuk tim inti SEA Games setelah berhasil menyabet medali perak di Kejuaraan Nasional pada Agustus tahun lalu. Saat itu, meski lawan yang ia hadapi lebih senior dan berpengalaman, ia mampu mencapai final. "Ketika itu, saat menghadapi senior, saya hanya ingin menang dan menang," ujarnya.
Mentalnya yang kuat dan kemampuan bersaing dengan atlet senior merupakan salah satu kelebihan Ricky yang mendorong pelatih sabel nasional, Lucky Ramdhani, memanggilnya. Dalam hal teknik, menurut pelatih asal Sumatera Selatan itu, Ricky tidak kalah oleh para seniornya yang rata-rata berusia 25 tahun.
Lucky juga menilai Ricky memiliki bakat menjadi atlet anggar. Menurut atlet anggar era 90-an itu, ia mudah menyerap instruksi pelatih. "Dikasih tahu sekali atau dua kali, langsung bisa. Tidak banyak yang bisa begitu," ujarnya. Namun, untuk menjadi atlet yang tangguh, Ricky masih perlu ditempa oleh kompetisi internasional dan sparring partner.
Ricky juga mengaku masih sangat kurang dalam hal jam terbang. Saat tampil dalam Kejuaraan Asia di Abu Dhabi pada bulan lalu, ia merasa kesulitan bersaing dengan lawan-lawannya. Walhasil, ketika itu, ia hanya bisa sampai babak ketiga. Pengalaman itulah yang membuatnya terpacu untuk terus berlatih dan meningkatkan prestasi.
Ricky sebenarnya belum lama berkecimpung dalam olahraga anggar. Putra bungsu dari lima bersaudara pasangan Abdullah dan Jasima ini baru berlatih pada 2010. Atlet anggar Joneska Pitera Anggera, kakak iparnya, adalah orang pertama yang mengenalkannya pada anggar. "Lama-lama senang, terus ikut kejuaraan menang, jadi tambah senang," ujarnya. Setelah SEA Games, ia bertekad membuktikan diri agar dipanggil masuk tim inti untuk Asian Games 2018.
Di tengah kesibukannya berlatih untuk SEA Games, Ricky tidak melupakan kewajibannya menyelesaikan sekolah. Atlet yang kini masih tercatat sebagai siswa kelas XII SMA Antartika Sidoarjo, Jawa Timur, itu akan mengikuti ujian akhir nasional pada 13-15 April mendatang. Karena ujian, ia terpaksa tidak bisa berangkat ke training camp di Korea Selatan bersama rombongan pekan ini. "Nanti saya menyusul setelah ujian," kata dia.
RINA WIDIASTUTI