TEMPO.CO, Jakarta - Tim Putri Jakarta Matador FC terus mengasah kemampuannya dengan mendatangkan pelatih bertangan dingin, Rahmad Darmawan. Cara ini ditempuh sebelum menjalani berbagai pertandingan.
"Sepak bola wanita tidak sesederhana dibandingkan sepak bola pria. Regenerasi harus lebih cepat dilakukan. Jika tidak, konsekuensinya akan hilang," kata tim proyek, Wijang Kinanjar, seperti yang dilansir tim media Matador FC di Jakarta, Jumat 15 Mei 2015.
Sesuai dengan rencana, Tim Putri Jakarta Matador FC akan mendapatkan pelatihan langsung dari pelatih Persija Jakarta. Acara ini bertajuk "Mengenal Filosofi Kepelatihan Sepakbola Rahmad Darmawan" di Jember, 16-17 Mei.
Kegiatan ini diprakarsai oleh Asosiasi Kabupaten (Askab) PSSI Jember. Tim Putri Jakarta Matador FC mengirimkan asisten pelatih yaitu Munif dan sang kapten tim, Winda Artha. "Kami berharap mereka banyak menimba ilmu dari coach RD (Rahmad Darmawan). Selanjutnya ilmu yang diterima bisa diaplikasikan di lapangan," kata Wijang menambahkan.
Selama ini, sepak bola wanita perkembangannya kurang maksimal. Belum ada kompetisi. Yang ada hanya turnamen seperti Piala Kartini dan Piala Budhe Karwo. "Pasar atau hidup pemain ada di kompetisi dan kami tidak ingin menjanjikan sesuatu di luar kewenangan kami," katanya.
Dia melanjutkan, sepak bola bukan sekadar menendang bola, tapi juga perlu ilmu khusus terkait manajemen teknis hingga pengelolaan tim. "Sepak bola wanita masih kekurangan SDM, yang mengerti wanita hanya wanita," kata Wijang menjelaskan.
Pihak manajemen Jakarta Matador FC berharap, daerah lain juga meniru apa yang dilakukan Askab PSSI Jember dengan terus mengupayakan perkembangan sepak bola wanita di Indonesia yang selama ini belum maksimal.
ANTARA