TEMPO.CO, Jakarta - Mantan pemain bulu tangkis Indonesia, Christian Hadinata, menilai kegagalan tim Indonesia melaju ke final Piala Sudirman karena kekuatan tim yang tidak merata. Christian Hadinata ketika di Makassar, Senin, 18 Mei 2015, mengatakan kekuatan tim ganda Indonesia belum bisa diimbangi atlet yang tampil pada nomor tunggal.
Kondisi itu, kata dia, seharusnya menjadi perhatian utama tim pelatih. "Komposisi tim yang tampil di Piala Sudirman memang tidak merata. Kami tentu menyayangkan karena pada dasarnya telah mendapatkan momen yang baik pada awal pertandingan," kata Christian.
Tim Indonesia pada laga perdana menurunkan pasangan ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, yang sukses menundukkan pasangan Cina, Cai Yun/Fu Haifeng, dua game langsung 21-16, 21-17. Namun momentum ini gagal dimanfaatkan tin Indonesia setelah Cina justru bisa menyamakan kedudukan pada babak kedua. Hal itu diperoleh setelah tunggal putri Indonesia, Bellaetrix Manuputty, yang menghadapi Li Xuerui harus mundur dari pertandingan semifinal karena cedera.
Tim Indonesia akhirnya balik tertinggal setelah tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie, tidak mampu menghadang tunggal putra terbaik tuan rumah, Chen Long, dengan kekalahan game langsung 10-21, 15-21. Indonesia akhirnya gagal melaju ke final Piala Sudirman 2015 yang berlangsung di Cina tersebut, setelah sebelumnya tim Indonesia menelan kekalahan 1-3 dari Cina. Ganda putri Indonesia, Nitya Krishinda Maheswari/Greysia Polii, juga kalah 21-17, 17-21, 15-21 dari pasangan Tang Yuanting/Yu Yang.
Menurut Christian, kekuatan yang tidak merata memang membuat peluang Indonesia sulit. Indonesia, kata dia, punya tiga peluru pada sektor ganda. Namun, jika salah satunya gagal, peluang itu sudah diandalkan karena kondisi sektor tunggal yang belum menjanjikan. "Tidak hanya di Piala Sudirman. Ajang Piala Thomas dan Uber juga demikian."
ANTARA