TEMPO.CO, Paris - Di bawah “paduan suara” yang mencemoohnya, Maria Sharapova, juara tunggal putri Prancis Terbuka dua kali, meninggalkan lapangan stadion utama, Philippe Chatrier, Roland Garros, Paris, Senin larut malam, 25 Mei 2015, sebagai pemenang.
Sharapova, petenis nomor dua dunia yang menempati unggulan kedua di Grand Slam lapangan tanah liat, baru saja mengalahkan Kaia Kanepi 6-2, 6-4 di lapangan stadion tempat ia memenangi pertandingan babak final tahun lalu dan partai puncak tunggal putri itu pada 2012.
Namun Sharapova, 28 tahun, atlet wanita paling populer di dunia saat ini, menolak diwawancarai seusai pertandingan di lapangan utama Roland Garros. Pencinta tenis Prancis Terbuka yang ada di lokasi segera menunjukkan ketidaksukaannya pada sikap pemain dengan pukulan forehand tangan kanan dan lenguhannya yang keras itu.
Sang pemenang pada setiap pertandingan dalam seri Grand Slam –Australia Terbuka, Prancis Terbuka, Wimbledon, dan Amerika Serikat Terbuka–wajib melayani pertanyaan dari pembawa acara di lapangan, yang biasanya tokoh-tokoh terkenal di tenis. Hal itu sudah menjadi tradisi dan peraturan, sebagaimana konferensi pers setelah pertandingan di ruangan wartawan yang wajib diikuti oleh pemenang dan yang kalah.
Namun untuk melindungi bintangnya, panitia mengumumkan melalui pengeras suara di stadion bahwa suara Sharapova “sedang rusak”. Kontan publik di Philippe Chatrier itu berteriak, “Huuuu!” Mereka seperti melenguh sekeras Sharapova jika lagi berjuang keras di lapangan pertandingan.
Hanya saja, Sharapova memang tampak tak tampil dalam kondisi terbaiknya saat itu. Lenguhannya terdengar berbeda dan tak melengking seperti biasanya. Wajahnya juga acapkali terlihat suram meski tak menurunkan kualitas permainannya.
“Saya sepenuhnya mengerti hal itu. Anda tahu, semua pemain biasanya melakukan wawancara setelah itu (pertandingan) dan menjawab pertanyaan kepada penonton,” kata Sharapova kepada para wartawan dalam konferensi pers seusai pertandingan. “Itu sepenuhnya normal. Saya tidak mau mencari alasan apa pun, tapi saya melakukan apa yang kulakukan,” kata Sharapova.
Juara Grand Slam lima kali itu datang ke Paris dengan memenangi turnamen pemanasan tanah liat yang penting di Roma, Italia, dua pekan sebelumnya. Di Roma, ia tidak menunjukkan gejala-gejala akan sakit.
Namun Sharapova mengaku pada pertandingan pertama di Roland Garros 2015 ia sedang tidak enak badan. Hanya saja itu bukan alasannya untuk mengundurkan diri. “Kecuali, saya benar-benar sudah di dalam peti mati,” kata Sharapova dengan tertawa.
USA TODAY | ROLAND GARROS 2015 | GUARDIAN | HARI PRASETYO