TEMPO.CO, Marina Bay - Marjuki berhasil meraih medali emas cabang olahraga kano di SEA Games Singapura. Ia menjadi yang tercepat di nomor single 1.000 meter dengan waktu 4.02.349.
Prestasi yang dipersembahkan Marjuki, 23 tahun, ini merupakan medali emas perdana kontingen Merah Putih selama SEA Games dihelat sepekan terakhir ini. Hasil itu sekaligus mengangkat Indonesia satu tingkat dari peringkat terakhir klasemen perolehan medali SEA Games.
Juki, begitu panggilan akrabnya, tak tanggung-tanggung mempersiapkan diri mengikuti turnamen ini. Misalnya dengan meningkatkan beban perahu kano SEA Games dari standar 14 kilogram menjadi 18 kilogram.
Hasilnya, Juki sudah melaju melebihi setengah perahu para lawannya sejak dari garis start.
Marjuki tampaknya sudah memiliki bakat alam sebagai atlet kano. Ia adalah anak kedua dari enam bersaudara anak pasangan nelayan suku Bajo bernama Undir dan Murni.
Mereka hidup di rumah terapung di atas laut Pulau Wangi-Wangi, Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Wajar bila Marjuki sudah terbiasa mendayung sejak duduk di bangku sekolah dasar.
Juki sering menemani sang ayah melaut selepas salat subuh. Dengan membawa bekal kasuami, makanan dari ampas singkong yang direbus dengan daun pisang, mereka bergantian mengayuh sampan dari rumahnya hingga sekitar 5 kilometer ke laut lepas. Di sana, kail untuk menangkap ikan tuna atau tongkol dipasang. "Kadang ikan saya makan mentah bareng kasuami," katanya.
Menurut Juki, bakat alamnya itulah yang mengantarkan dia mengikuti sejumlah kompetisi dayung tingkat kecamatan di Wakatobi. Hingga akhirnya dia berfokus pada kano pada 2004.
SEA Games kali ini adalah kesempatan pertamanya untuk tampil membela Indonesia di cabang olahraga tersebut. Sebelumnya, dia mengikuti regu perahu naga, yang menyumbang emas dalam SEA Games Myanmar 2013.
TRI SUHARMAN