TEMPO.CO, Paris - Stanislas Wawrinka berbahagia. Petenis Swiss ini memenangi Grand Slam Prancis Terbuka setelah mengalahkan petenis nomor satu dunia, Novak Djokovic, di Paris, Prancis, Minggu, 7 Juni 2015 waktu setempat.
Wawrinka sekaligus mewujudkan impian pelatihnya, Magnus Norman, yang menjadi runner-up di Prancis Terbuka 2000. "Saya mengucapkan terima kasih kepada pelatih Magnus Norman. Anda sudah bermain di final tapi belum juara. Kemenangan ini untuk Anda," kata Wawrinka.
Sebelum pertandingan final, Norman berpesan kepada Wawrinka agar menampilkan permainan terbaiknya. Sebab lawan yang akan dihadapinya yaitu Djokovic, yang memiliki segalanya sebagai petenis nomor satu dunia.
"Djokovic akan bermain baik dan Stan harus melakukan permainan yang lebih baik untuk mengalahkan dia," kata Norman, Sabtu, 6 Juni 2015. Norman sudah melatih Wawrinka dalam dua tahun terakhir.
Menurut analisis BBC, Wawrinka mengetahui cara memanfaatkan situasi saat melawan Djokovic. Wawrinka melakukan permainan terbaiknya paling tidak dalam tiga set. "Dan ia berhasil melakukannya dalam final keduanya di Grand Slam," demikian laporan dari BBC.
Wawrinka sempat tertinggal di babak pertama, tapi ia dapat membalasnya di tiga set berikutnya. Wawrinka menang dengan skor 4-6, 6-4, 6-3, 6-4. Kemenangan ini sekaligus memastikan gelar Grand Slam kedua diraih Wawrinka.
Rekan senegara Wawrinka, Roger Federer ,mengucapkan selamat atas kemenangan itu lewat Twitter. Federer menyaksikan laga itu di ponsel pintarnya seraya menonton laga klub sepak bola asal Swiss, Basel.
Federer dikalahkan Wawrinka di perempat final Prancis Terbuka. Meski bersaing, keduanya pernah bersama-sama membela Swiss di nomor ganda putra untuk meraih juara di Wimbledon 2008.
BBC| SPORT360 | MARTHA WARTA SILABAN