Menurut Andy Murray, banyak petenis punya keyakinan yang berhubungan dengan nasib baik dan nasib buruk dalam karier mereka. “Semua petenis, bahkan semua olahragawan, sangat mempercayai takhayul,” kata petenis Skotlandia peringkat ketiga tunggal putra dunia itu. Dia sendiri mengaku tak lagi men-tweet hasil laganya ke media sosial karena yakin hal itu membuatnya bernasib buruk.
Lawan yang dihadapi Muguruza, unggulan ke-20, pada final adalah Serena Williams—pengoleksi 20 gelar Grand Slam tunggal putri yang menempati unggulan pertama pada Wimbledon kali ini. Seperti Muguruza, Serena memiliki “takhayul” sendiri. Keduanya berjumpa pada Sabtu lalu—saat tulisan ini belum dibuat.
Sungguh unik, bila tak bisa dibilang menjijikkan, Serena ternyata tak mengganti kaus kaki sepanjang memenangi pertandingan. Artinya, pada turnamen kali ini, petenis Amerika berusia 33 tahun itu tak berganti kaus kaki selama sekitar dua pekan. Kebiasaan lainnya, dia mengikat tali sepatu dengan gaya tersendiri, selalu membawa sandal mandinya ke lapangan, dan selalu memantulkan bola lima kali sebelum melakukan servis.
Lawan yang dikalahkan Serena pada semifinal, Maria Sharapova, lain lagi. Petenis cantik Rusia ini selalu berusaha tak menginjak garis lapangan kala masuk ke pertarungan. Kebiasaan ini mirip dengan yang dilakukan John McEnroe dan Martina Hingis pada masa lalu.
Selanjutnya: Kebiasaan Unik Djokovic
--more-->
Sementara itu, unggulan pertama tunggal putra, Novak Djokovic, punya kebiasaan baru setidaknya dalam tiga tahun terakhir. Dan ini khusus di Wimbledon. Petenis Serbia ini menyempatkan diri bermeditasi di sebuah vihara Buddha, yang berlokasi di dekat lapangan All England Club, tempat berlangsungnya turnamen. Hanya butuh lima menit dengan berjalan kali.
“Dia mengitari vihara dan tinggal selama satu-dua jam,” kata Biksu Bhatsakom Piyobhaso. “Djokovic datang untuk menikmati alam, kedamaian, dan lingkungan. Kami rasa dia belajar sendiri bagaimana cara bermeditasi.”
Sementara Serena “cuma” lima kali memantulkan bola ke lapangan sebelum melakukan servis, Djokovic bisa berlipat kali lebih banyak. “Saya pernah menghitung, rekor (pantulan bola) yang saya lakukan terjadi pada pertandingan Piala Davis 2007 melawan Australia: 38 kali,” kata Noel, panggilan akrabnya.
Ritual Djokovic lain yang khusus ia lakukan dalam Wimbledon adalah “memakan rumput” seusai bertanding. Hal ini tak bisa dia lakukan di Grand Slam lain karena cuma Wimbledon yang menggunakan lapangan rumput. Hanya, hal ini khusus dilakukan Djokovic pada partai final: 2011, setelah mengalahkan Rafael Nadal; dan 2014, setelah menundukkan Roger Federer.
Bila tahun ini kembali keluar sebagai juara, bisa jadi ritual aneh itu ia ulang.
BERBAGAI SUMBER | ANDY MARHAENDRA