TEMPO.CO, Tokyo - Perancang logo Olimpiade 2020 di Tokyo, Jepang, dituding mencontek logo Theatre de Liege Belgia. Namun perancang Kenjiro Sano membantah hal tersebut. Ia menegaskan tidak pernah melihat logo tersebut. Meski demikian, perancang Theatre Belgia Olivier Debie berencana mengajukan tuntutan hukum dan meminta logo Olimpiade 2020 itu ditarik atau diubah.
Logo Olimpiade Tokyo 2020 memang sepintas mirip logo Theatre Belgia, berupa huruf “T”. Pertanyaan yang mencuat apakah logo Olimpiade Tokyo 2020 mirip dengan logo Theatre Belgia mencuat di sosial media setelah Debie meminta perhatian publik dengan disertai penjelasan.
Dalam pernyataannya pada Kamis, 30 Juli 2015, Debi mempertanyakan kemiripan bentuk huruf yang hampir identik. Ia dan Theatre Belgia sedang berkonsultasi pada pengacara untuk mengajukan tuntutan hukum.
"Setelah melihatnya, saya sulit membayangkan bahwa perancang grafis ini tidak pernah melihat logo saya (Threatre Belgia),” kata Debie.
Kenjiro Sano menyatakan ia membuat logo dengan rancangan khusus khas Jepang, termasuk gelang merah yang mencerminkan bendera Jepang.
"Saya sama sekali tidak pernah tahu ada logo yang dipertanyakan itu dan tentu saja tidak mengacu pada logo tersebut ketika menciptakan rancangan saya,” demikian dinyatakan Sano.
Kantor berita Jepang Kyodo mengutip Debie yang mengatakan ia kemungkinan akan meminta logo Olimpiade Tokyo 2020 agar ditarik atau diubah. Ia juga menyatakan bahwa logo teater itu tidak pernah didaftarkan sebagai merek dagang, tetapi sudah dipakai sejak 2013.
Panitia Olimpiade Tokyo 2020, termasuk Menteri Olimpiade Toshiaki Endo, menegaskan bahwa mereka telah memeriksa secara lengkap dan meneliti perlindungan merek dagang internasional sebelum mengumumkan logo pesta olahraga di negeri matahari terbit itu. Logo, yang telah mendapat tanggapan beragam masyarakat Jepang, dengan menggantikan cincin bunga Sakura warna pelangi yang telah digunakan pada pencalonan Tokyo sebagai tuan rumah penyelenggara Olimpiade 2020.
REUTERS | AGUS BAHARUDIN