TEMPO.CO, London - Lebih dari separuh pelari yang lolos semifinal Olimpiade 2012 di London mengonsumsi zat-zat terlarang (drug) atau doping. Mereka juga mengonsumsi zat terlarang itu pada kejuaraan-kejuaraan menjelang Olimpiade London, untuk meningkatkan penampilan mereka.
Hal itu diungkapkan Victor Conte kepada kantor berita Inggris, Reuters, Senin waktu AS, atau Selasa WIB, 4 Agustus 2015. Keterangan iti dia berikan terkait skandal besar doping yang sedang melanda dunia atletik, menyusul bocoran data yang diperoleh media massa. Conte merupakan orang yang paling menjadi sorotan pada skandal doping besar Balco atau Bay Area Laboratoty Company di Amerika Serikat pada 2000-an.
Menurut dia, kecurangan telah dijadikan senjata dalam olahraga dan pada tes (doping) atlet tersebut tidak terbukti curang.
Atletik dunia dibuat tersentak setelah laporan tentang telah terjadinya doping secara luas. Suratkabar Inggris, Sunday Times, dan media penyiaran Jerman, ARD/WDR, menyatakan mereka mendapatkan secara rahasia data dari Federasi Atletik Internasional (IAAF), yang menunjukkan para pelari diduga doping untuk memenangi medali pada tiga Olimpiade dan Kejuaraan Dunia.
Conte, menjalankan laboratorium Bay Area laboratory atau yang disebut BALCO di pinggiran San Francisco, yang menjadi pusat perhatian pada skandal doping besar pada awal 2000-an. Pria yang menjadi pusat perhatian pada skandal itu, menyatakan laporan itu menunjukkan kurangnya perhatian ketua Badan Anti-Doping Dunia (WADA) untuk menangkap mereka yang telah curang dan itu dilakukan untuk melindungi kepentingan keuangan.
"Ada benturan kepentingan menyangkut keuangan,” kata Conte kepada Reuters. "Tes doping ini buruk untuk bisnis. Banyak, banyak, banyak sekali tes doping selama bertahun-tahun. Secara pribadi saya tahu itu, telah dilindungi. Sebabnya …ini bisnis (hitam),” jelasnya.
REUTERS | AGUS BAHARUDIN