TEMPO.CO, Bandung - Mantan atlet senam nasional, Amin Ikhsan, 42 tahun, kini hanya bisa terbaring di kasur lusuh bersama tabung oksigen warna putih. Badannya kini tidak kokoh lagi seperti 15 tahun lalu, setelah penyakit gagal ginjal menggerogoti tubuhnya.
Penderitaan Amin belum berakhir. Beberapa waktu lalu, rumahnya bersama studio musik dan tiga kamar kos dihancurkan Satpol PP Kota Bandung. Padahal asetnya itu menjadi satu-satunya harapan bertahan hidup setelah pensiun dari dunia senam.
Baca: Nih, Alasan Aurel Hermansyah Dicap Anak Durhaka oleh Haters
Rencananya, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dan Pemerintah Kota Bandung bakal menyulap kawasan seluas 13,5 hektare, yang juga bekas tempat tinggal Amin, menjadi kawasan komersial untuk apartemen, rumah susun sewa, dan ruang terbuka hijau.
Amin pernah menorehkan prestasi mentereng. Dia pernah tercatat sebagai pesenam nomor tujuh dunia dalam ajang Suzuki Gymnastic World Cup di Jepang pada 2000. Selain itu, dia pernah meraih 12 medali emas pada ajang Porda dan 1 medali emas di kancah PON.
Namun prestasi yang pernah dia torehkan serasa tak berarti kini. Amin merasa pemerintah sudah tidak peduli dengan jasanya dulu. Atau, dengan kata lain, dia merasa dilupakan. "Awalnya kita dijadikan raja, tapi ujungnya malah dibuang begitu saja."
Simak: Mau Tahu Sikap Pacar yang Sebenarnya? Coba Lakukan Ini
Apalah bedanya Amin Ikhsan dan Ellyas Pical? Mantan petinju itu juga pernah dilupakan oleh negara. Amin berharap pemerintah sekarang lebih memperhatikan kesejahteraan mantan atlet yang berprestasi dan pernah mengharumkan nama bangsa.
"Harapan saya, pemerintah jangan terlalu terlena dengan keadaan sekarang, mengurusi PSSI, dan ngurus-ngurus yang lain. Pengurus-pengurus juga harus melihat ke belakang karena harum nama bangsa itu dari senior-senior kita," ucap Amin.
Harapan Amin lainnya adalah pemerintah mendata semua mantan atlet yang pernah berprestasi pada ajang internasional. "Mereka jadi apa sekarang, mereka di mana sekarang. Jadi kami ada harganya. Jangan ketika pensiun kita dilepas begitu saja," ujarnya.
Baca Juga: Heboh Go-Jek: Bisa Dapat Rp 1 Juta per Hari, Sarjana pun Ada
Meski merasa diperlakukan tak adil, Amin mengaku tidak pernah menyesal memilih jalan hidup sebagai atlet. Mengharumkan nama Indonesia, menurut dia, merupakan sebuah kebanggaan tersendiri dalam hidupnya. "Jadi atlet pilihan hidup dan kesenangan. Yang bisa merasakan, ya, atlet itu sendiri."
PUTRA PRIMA PERDANA