TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pemuda dan Olahraga mulai serius menganggarkan tunjangan hari tua atau pensiun bagi atlet berprestasi mulai tahun depan. Tak adanya payung hukum atas kebijakan tersebut bakal disiasati dengan menerbitkan peraturan pemerintah.
"Kami sedang membahasnya dengan Kementerian Keuangan dan kami sepakat membuat peraturan pemerintah," kata Menteri Olahraga Imam Nahrawi, Jumat, 11 September 2015.
Nahrawi mengatakan peraturan tersebut akan menjadi pijakan tunjangan atlet supaya berlaku seumur hidup, tidak hanya berdasarkan usulan anggaran pemerintah setiap tahun. Artinya, atlet otomatis digaji setiap bulannya seperti pensiunan pegawai negeri sipil. "Sampai meninggal dunia," katanya.
Kementerian Olahraga sebelumnya menyatakan akan memberikan dana kesejahteraan bagi atlet berprestasi pada tahun depan. Dana ini bersifat usulan per tahun lantaran tunjangan hari tua belum diatur alam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional (SKN) serta Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2014 tentang Pemberian Penghargaan Olahraga.
Sesuai perhitungan Kementerian Olahraga, peraih medali emas bakal menerima dana kesejahteraan sebesar Rp 240 juta per tahun yang dicicil Rp 20 juta per bulan mulai Januari. Selanjutnya, peraih medali perak mendapatkan uang sebesar Rp 180 juta per tahun yang dicicil Rp 15 juta per bulan serta peraih medali perunggu Rp 120 juta per tahun yang dicicil Rp 10 juta per bulan.
Dana ini baru diberikan kepada atlet berprestasi pada olimpiade, sedangkan atlet berprestasi di Asian Games dan SEA Games belum dianggarkan dengan alasan kemampuan keuangan. Nahrawi berjanji selanjutnya akan memperjuangkan tunjangan pensiun atlet pada dua kejuaraan di bawah level olimpiade tersebut. "Kami upayakan tahun berikutnya 2017," katanya.
Ketua Komisi Olahraga Dewan Perwakilan Rakyat Teuku Riefky Harsya mendukung langkah Kementerian Olahraga. Ia menyatakan legislatif kerap kali mendorong agar pemerintah memperbaiki kesejahteraan atlet. Sebab, kesejahteraan atlet berbanding lurus dengan prestasinya, "Kita harus belajar pada buruknya prestasi atlet di SEA Games Singapura 2015. Kebijakan ini jangan ditunda lagi," katanya.
Politikus Demokrat itu menyatakan terdapat tiga kejuaraan besar yang bakal menanti para atlet dalam waktu dekat, yakni Olimpiade 2016, SEA Games 2017, dan Asian Games 2018 yang memilih Indonesia sebagai tuan rumah. Ia berharap dana pensiun itu membuat Indonesia unggul pada multievent tersebut. "Kami akan memasuki rapat pembahasan anggaran 2016 dan akan melihat apakah pemerintah serius atau hanya retorika," katanya.
TRI SUHARMAN