TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mengkaji tiga calon Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) yang mempunyai rangking tertinggi dalam uji kelayakan dan kepatutan. Menteri Imam dituntut memilih satu dari tiga calon untuk memimpin lembaga pencetak atlet berprestasi tersebut.
Nahrawi lantas mengantongi standar penilaian utama yang bakal sangat mempengaruhi pilihannya. Standar tersebut di antaranya berpengalaman dalam jagad olahraga, mempunyai keahlian di bidang olahraga, serta kaya dalam pengetahuan keolahragaan, "Setidaknya pernah bergelut langsung dalam berbagai cabang olahraga," katanya.
Satlak Prima kini menanti ketua baru setalah tujuh calon mengikuti uji kelayakan. Mereka adalah Suwarno, Ketua Satlak Prima saat ini; Ahmad Sucipto; Lukman Niode; Richard Sam Bera; Anton Subowo; Mulyana; serta Sadik Algadri. Tiga di antara nama tersebut mendapatkan nilai tertinggi yang diserahkan kepada Menteri Nahrawi.
Menurut Nahrawi, ketua Satlak Prima terpilih harus menjamin akuntabilitas, transparansi, dan komunikasi dengan pemerintah. Sebab, mereka bakal mengelola duit yang cukup besar untuk menjamin peningkatan prestasi atlet. Sikap tertutup dan tidak komunikatif akan menimbulkan kecurigaan dari berbagai pihak.
"Jangan mengatakan mereka bukan perpanjangan tangan menteri karena yang bertanggung jawab terhadap negara dan keuangannya adalah saya," ucap Nahrawi.
Nahrawi lantas menegaskan Satlak Prima harus mengedepankan fungsi koordinasi dengan Kementerian Pemuda. Fungsi tersebut selama ini menjadi sorotan lantaran Satlak kerap tak sependapat dengan kebijakan pemerintah, "Jangan seenaknya mengevaluasi pemerintah karena mereka bagian terpenting dari pemerintah," kata dia.
TRI SUHARMAN