TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pemuda dan Olahraga mempertanyakan hasil survei Indo Barometer yang menyebut kinerja menterinya, Imam Nahrawi, terburuk ketiga dari seluruh anggota Kabinet Gotong Royong. Instansi ini mengklaim Indo Barometer memberikan pemaparan survei yang berbeda kepadanya.
"Dari hasil survei Indo Baromoter yang kami terima tidak buruk-buruk amat. Posisi Pak Menteri di tengah-tengah. Yang benar yang mana?" kata Gatot S. Dewa Broto, juru bicara Kementerian Olahraga, saat dimintai konfirmasi, Jumat sore, 9 Oktober 2015.
Dari 34 menteri yang disurvei kinerjanya oleh Indo Baromoter pada 14-22 September 2015, sebanyak 29,5 persen responden menilai kinerja Nahrawi tidak memuaskan. Ini berarti politikus Partai Kebangkitan Bangsa itu berada di posisi ketiga terburuk.
Posisi pertama ditempati Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, disusul Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, yang baru terpilih dua bulan lalu. Puan dinilai demikian oleh 34,6 responden dan Darmin 32 responden.
Gatot lantas menunjukkan hasil survei yang diterima instansinya. Imam Nahrawi terlihat menduduki peringkat ke-14 dari 34 pembantu Presiden Joko Widodo. Namun, ternyata, persentase itu sama bila dilihat dari sudut pandang kepuasan publik. Itu karena jumlah responden yang menilainya sama, yakni 26,5. Tapi bila survei dilihat dari segi ketidakpuasan, Imam tetap berada di peringkat ketiga.
Gatot menyatakan tak bermaksud membantah hasil survei Indo Barometer. Dia hanya berharap mereka menjelaskan secara utuh indikator yang dipakai dalam menilai Menteri Nahrawi. Apakah itu berkaitan dengan sanksi terhadap Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang belum kelar atau masalah lain.
Masalah PSSI, Gatot melanjutkan, memang belum tuntas ditangani instansinya. Jadi, publik mungkin jengah atas kebijakan pemerintah. Namun Kementerian Olahraga, menurut dia, sedang berupaya mencari solusi. "Indo Barometer harus fair melihatnya," ucapnya.
Gatot juga menyinggung gebrakan Menteri Nahrawi dalam mensejahterakan atlet. Ia mengklaim pemberian bonus kepada atlet berprestasi dalam SEA Games Singapura 2015 tak pernah secepat di era Nahrawi. Bahkan belum pernah ada komitmen mensejahterakan atlet melalui dana pensiun mulai Januari 2016. "Belum pernah ada menteri memberikan komitmen begitu kecuali Imam Nahrawi," ujarnya.
TRI SUHARMAN