TEMPO.CO, Jakarta — Tujuh calon ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) tengah deg-degan menanti pengumuman hasil seleksi hari ini, Senin, 12 Oktober 2015. Tak terkecuali Suwarno, incumbent yang kembali berjuang meraih posisi tertinggi pada lembaga pencetak atlet internasional tersebut.
“Saya menyerahkan penuh kepada Pak Menteri (Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi),” katanya.
Menteri Nahrawi memang orang punya otoritas menunjuk salah satu calon Ketua Satlak Prima yang melalui uji kelayakan dan kepatutan pada Agustus tersebut. Itulah sebabnya, Tim Seleksi menyodorkan tiga dari tujuh nama yang dianggap mendapat nilai tertinggi dalam seleksi tersebut.
Berhembus kabar nama Suwarno yang memimpin Satlak Prima sejak Januari 2014 masuk dalam tiga nama yang disodorkan kepada Nahrawi, namun peluang bekas wakil ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) untuk kembali terpilih cukup tipis, karena tersandung prestasi Indonesia yang melorot pada SEA Games Singapura 2015.
Dalam pesta olahraga se-Asia Tenggara itu, Indonesia hanya mampu menduduki posisi kelima peraih medali emas. Padahal target semula adalah runner-up. Parahnya lagi, torehan itu turun setingkat dari peringkat SEA Games 2013. Dalam seleksi ini, menguat nama Laksamana TNI (Purn) Achmad Sucipto, ketua umum Pengurus Besar Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PB-PODSI).
Suwarno pun pasrah bila ternyata tak terpilih kembali sebagai ketua Satlak Prima, "Kalau ada yang dianggap lebih mampu, ya tidak masalah," katanya, "Saya sih, prinsipnya bekerja untuk Merah Putih. Lagian kalau tidak terpilih, saya masih punya pekerjaan lain."
Suwarno mengatakan Satlak Prima berdiri di bawah naungan Kementerian Olahraga. Makanya, sukses atau tidak lembaga pencetak atlet itu tergantung instansi yang dipimpin Imam Nahrawi itu. Suwarno menilai Satlak Prima selama ini sulit bergerak lantaran dukungan Kementerian Olahraga masih cukup minim, khususnya dalam hal penganggaran.
Ia mencontohkan dukungan alat olahraga yang sangat minim pada 2014. Masalah itu merembet pada menurunnya prestasi atlet dalam Asian Games dan SEA Games. Ia mengklaim tak bisa berbuat banyak karena kebijakan penganggaran disetir penuh oleh Kemenpora, "Yang lelang alat di mana, ya di Kementerian Olahraga," katanya sembari berharap dukungan Kementerian Olahraga semakin besar ke depan.
TRI SUHARMAN