Untuk meraih trofi WTA Finals 2015, Radwanska seperti menempuh perjalanan yang panjang setelah merebut gelar tunggal junior Wimbledon 2005 dan Prancis Terbuka 2006.
Namun ada hal yang membantu perjalanan panjang Radwanska tersebut, yaitu konsistensinya untuk terus berada di dalam 10 besar dunia peringkat WTA sejak 2011 dan sempat meraih peringkat tertinggi, yaitu urutan kedua. Adapun akhir tahun ini, ia akan berada di peringkat kelima.
Radwanska merekrut petenis legendaris Martina Navratilova sebagai pelatih paruh waktu pada pertengahan Desember lalu, tapi hanya bertahan empat bulan.
Radwanska kemudian kembali kepada pelatih lamanya, Tomasz Wiktorowski. Ia gagal di Grand Slam Amerika Serikat Terbuka 2015, tapi tetap bisa lolos kualifikasi ke WTA Finals setelah menjuarai turnamen di Tokyo, Jepang, dan Tianjin, Cina.
“Tidak penting bagaimana Anda melakukan start. Yang penting bagaimana Anda mengakhirinya,” kata Radwanska, tersenyum.
Gelar WTA Finals ini menjadi tantangan buat Radwanska. Ia adalah salah satu dari sedikit petenis putri yang punya tipe berada di luar arus besar sekarang, yaitu servis dan pukulan keras.
Radwanska mengandalkan penempatan bola dengan pukulan yang akurat. Lantaran pukulannya yang presisi itu, ia mendapat julukan La Profesora.
ESPN | REUTERS | SKY SPORTS | HARI PRAS