TEMPO.CO, Jakarta - Olahragawan atletik Rusia terancam tidak dapat turun dalam laga Olimpiade Rusia 2016. Badan Anti-Doping Dunia (WADA) mengusulkan agar seluruh olahragawan atletik Rusia dilarang bertanding di kancah internasional. WADA merupakan badan bentukan Komite Olimpiade Internasional untuk menangani persoalan doping.
Penyelidikan badan independen itu menyimpulkan, terjadi korupsi untuk menutupi praktik doping pada dunia atletik di Rusia. Korupsi ini bahkan menyentuh Federasi Asosiasi Atletik Internasional (IAAF). Dalam rekomendasinya, WADA mengusulkan pelarangan lima atlet dan lima pelatih mendapatkan larangan seumur hidup karena doping.
Laporan WADA menyebutkan, IAAF berperan melakukan kecurangan sistemis untuk membantu Rusia. Pada Olimpiade London 2012, WADA menuding terjadi pembiaran terhadap atlet Rusia.
Ketua Komisioner Wada Dick Pound mengatakan, doping ini mendapat dukungan dari pemerintah Rusia. Rusia juga mendorong Lord Coe yang memimpin IAAF untuk membantu negara tersebut.
Menteri Olahraga Rusia, Vitaly Mutko, terang-terangan menolak tudingan itu. Federasi atletik Rusia (RusAthletics) malah menuding WADA membelokkan protokol soal doping. "Harus dibuktikan pelanggaran merupakan kesalahan federasi dan bukan invididu," kata kepala RusAthletic Vadim Zelechenok.
Laporan ini merupakan tindak lanjut dari investigasi akibat tayangan sebuah televisi swasta Jerman. Tayangan itu menyebut atlet Rusia menghabiskan 5 persen dari gajinya untuk mendapat zat terlarang. Uang itu juga digunakan untuk menyuap para pejabat IAAF dan Rusia.
Dalam tayangan tersebut, seorang atlet Rusia Yevgeniya Pecherina mengaku, hampir semua atlet Rusia menggunakan obat terlarang. Ia sendiri tengah menjalani masa skorsing selama 10 tahun hingga 2023 akibat doping. Pemenang lari maraton London 2010, Liliya Shobukhova mengaku, ia menyogok Federasi Atletik Rusia sebesar 450 Euro atau 7,2 miliar agar lolos tes doping.
BBC | GURUH RIYANTO