Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

2.500 Orang Ikuti Lari dari Candi ke Candi  

image-gnews
Lanskap Candi Prambanan yang difoto dari kawasan Candi Boko, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (11/8). ANTARA/Herka Yanis Pangaribowo
Lanskap Candi Prambanan yang difoto dari kawasan Candi Boko, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (11/8). ANTARA/Herka Yanis Pangaribowo
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sekitar 2.500 pelari akan meramaikan lomba lari dari candi ke candi, Minggu pagi, 29 November 2015. Lomba dimulai dari pelataran Candi Brahma Prambanan melalui Candi Bubrah, Candi Sewu, Candi Lumbung, dan Candi Plaosan. Dalam lomba ini, jarak tempuh dibagi menjadi 5 kilometer dan 10 kilometer.

Selain lari, kegiatan ini akan diisi pentas musik dan kuliner. "Festival musik akan diramaikan grup musik Shaggy Dog," kata Tito Prabowo, Race Director Tempo Impresario, Jumat, 27 November 2015.

Tito mengatakan, lomba lari yang diadakan kali ini berbeda dengan lomba lari lainnya. Dalam lomba ini lebih menonjolkan unsur budaya Indonesia.

Lomba lari ini diperuntukkan bagi peserta berumur 15 tahun ke atas. Acara ini didukung penuh oleh Tempo Impresario, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Pariwisata, Taman Wisata Candi (TWC), Pengurus Besar PASI, kepolisian, TNI Klaten dan Sleman, komunitas lari Jakarta JeBrads, serta komunitas lari Playon Yogyakarta.

Lomba lari 5 dan 10 kilometer ini, kata Tito, untuk mengangkat kekayaan Indonesia yang telah dikenal dunia. Teh Javana sebagai penyelenggara acara utama ini konsisten mengkampanyekan "Mana Indonesiamu", yaitu dengan mengajak masyarakat bangga atas potensi dan budaya Indonesia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Peserta lomba lari dengan tajuk "Teh Javana Candi ke Candi 10K" dipungut biaya pendaftaran Rp 50 ribu untuk peserta yang berasal dari Jawa Tengah dan Yogyakarta untuk lari 5 kilometer. Sedangkan peserta dari luar daerah dikenakan biaya Rp 75 ribu. Adapun untuk lari 10 kilometer dikenakan biaya pendaftaran Rp 75 ribu bagi peserta yang berasal dari Jawa Tengah dan Yogyakarta, serta Rp 100 ribu bagi yang berasal dari luar daerah itu.

Aristo Kristandyo, Group of Marketing Beverages Wings Food, menyatakan, lomba lari ini memang sangat menarik. Sebab, candi-candi ini menunjukkan keindonesiaan. Lomba lari dari candi ke candi ini juga untuk menunjukkan bahwa masyarakat bangga dengan budaya Indobesia. "Ini juga untuk kampanye melestarikan budaya Indonesia," katanya.

Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Parisata Sleman, Sri Endah Widyastuti, menyatakan, adanya lomba lari dari candi ke candi ini sangat menunjang pariwisata. Selain itu, acara ini dapat mengenalkan candi-candi yang ada kepada masyarakat. "Kami sangat senang dengan adanya acara seperti ini. Pelestarian candi-candi dan cagar budaya juga dibahas dalam rancangan peraturan daerah," ujarnya.

MuhSyaifullah 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

1 hari lalu

Kampung Wisata Purbayan Kotagede Yogyakarta. Dok. Istimewa
Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.


Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

12 hari lalu

Alat Peraga Manual Pump di Kampung Kerajinan Taman Pintar Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.


Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

16 hari lalu

Karcis parkir yang diberi tempelan jasa titip helm di Kota Yogyakarta. (Dok: media sosial)
Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.


BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

36 hari lalu

Wisatawan mengunjungi objek wisata Pantai Parangkusumo di Bantul, DI Yogyakarta, Jumat 1 Januari 2021. Pascapenutupan kawasan wisata pantai selatan Yogyakarta pada malam pergantian tahun baru, pengunjung memadati kawasan tersebut untuk menghabiskan libur tahun baru meskipun kasus COVID-19 di Yogyakarta terus meningkat. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.


Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

42 hari lalu

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta secara simbolik melakukan penutupan TPA Piyungan pada awal Maret 2024. TPA Piyungan selama ini menampung sampah dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul. (Dok. Istimewa)
Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.


Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

43 hari lalu

Sejumlah karya industri kreatif dipamerkan di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) di Yogyakarta.  (Dok. Istimewa)
Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.


Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

48 hari lalu

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat


Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

51 hari lalu

Tradisi Selasa Wagen yang meliburkan para pedagang di kawasan Malioboro Yogyakarta untuk bersih bersih kawasan kembali digelar Selasa (27/2). (Dok. Istimewa)
Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

Selasa Wagen di kawasan Malioboro berlangsung setiap 35 hari sekali merujuk hari pasaran kalender Jawa.


Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

57 hari lalu

Salah satu peserta saat mengikuti pembelajaran pawiyatan aksara Jawa di Kota Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

Pawiyatan aksara Jawa ini digelar serentak di 30 kampung mulai 20 Februari hingga 5 Maret 2024 di Kota Yogyakarta.


Gratis, Tour de Kotabaru Ajak Wisatawan Lari Santai Lintasi Heritage Yogyakarta Pekan Ini

19 Februari 2024

Lokasi Boulevard Kotabaru yang memanjang di tengah Jalan Suroto itu berada di kawasan heritage Kotabaru, Yogyakarta. Tempo/Pino Agustin Rudiana
Gratis, Tour de Kotabaru Ajak Wisatawan Lari Santai Lintasi Heritage Yogyakarta Pekan Ini

Kotabaru di masa silam merupakan permukiman premium Belanda yang dibangun Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono VII sekitar 1877-1921.