TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pemuda dan Olahraga bersama Badan Ekonomi Kreatif (Barekraf) mengumpulkan sejumlah pakar untuk merevisi maskot Asian Games 2018. Mereka akan menyusun persyaratan bagi para profesional yang bakal ikut sayembara khusus revisi maskot tersebut.
"Harapan kami para profesional yang ikut sayembara tidak sembarangan karena akan ada kriteria secara sains yang harus dipenuhi," kata Triawan Munaf, Ketua Barekraf, seusai bertemu Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi di Kementerian Pemuda dan Olahraga, Rabu, 6 Januari 2016. "Sehingga pengalaman dan pengetahuan mereka terukur di bidangnya," tambahnya.
Triawan mengatakan para pakar tersebut berasal dari sejumlah pembuat brand yang cukup terkenal, misalnya Interbrand, organisasi desain grafis Indonesia, serta Leo Burnett Indonesia. "Mereka akan membuat tema, referensi, dan aturan sayembaranya," kata Triawan.
Maskot Asian Games yang diresmikan Wakil Presiden Jusuf Kalla dihujani kritik dari dalam dan luar negeri. Itu lantaran maskot berbaju pencak silat itu tak mirip dengan burung Cenderawasih, logo Asian Games. Banyak pihak menganggap maskot tersaebut lebih mirip ayam.
Kementerian Olahraga yang bertanggung jawab pada pesta olahraga se-Asia itu lantas menggaet Barekraf untuk memperbaiki logo tersebut. Ricky Pesik, Wakil Ketua Barekraf, mengatakan keterlibatan para pakar tak hanya untuk menghindari kritikan publik. "Ini bukan untuk membuat maskot yang lebih artistik, melainkan bagaimana bisa menyampaikan tujuan Asian Games secara tepat," katanya.
Pesik mengatakan para pakar mulai bekerja hingga April untuk menghasilkan logo tersebut. Untuk menunjukkan keseriusan pembuatan logo, kata Pesik, Barekraf akan membuka akses publik yang hendak mengetahui tahapan pembuatannya. "Pasti akan ada yang suka dan tidak suka, tapi yang penting bagaimana menjadi kemasan yang baik untuk citra Indonesia," ujarnya.
Ketua Desain Grafis Indonesia Zinnia Nizar Sompie mengatakan banyaknya kritik terhadap maskot Asian Games harus menjadi pelajaran semua pihak. Sehingga ke depannya para ahli dilibatkan dalam membuat sebuah maskot yang tepat. "Harus lebih terbuka karena untuk mengerjakan seperti ini membutuhkan tenaga profesional," ujarnya.
Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi menambahkan pemerintah selalu membuka mata dan telinga terhadap kritikan publik. Dia pun berharap usaha yang sudah dibuat instansinya mendapatkan hasil yang lebih baik. "Kalau ada judul kami menyerah, itu harus diperbaiki. Saya tidak gampang menyerah," katanya.
TRI SUHARMAN