TEMPO.CO, Jakarta - Maria Sharapova mengakui dia dinyatakan gagal tes doping dalam persiapan Australian Open yang digelar Januari lalu. Petenis peringkat 7 dunia itu menyatakan siap menerima hukuman dari International Tennis Federation (ITF).
"Saya harus bertanggung jawab sepenuhnya atas apa yang terjadi. Ini badan saya, dan saya harus bertanggung jawab dengan apa yang saya masukkan ke tubuh saya," kata petenis asal Rusia itu, seperti dikutip The Guardian, Senin, 7 Maret 2016.
Sejak 2006, Sharapova mengkonsumsi Mildronate atau Meldonium. Per tanggal 1 Januari tahun ini, World Anti-Doping Agency (WADA) menggolongkan zat itu dilarang dalam tenis. Meldonium dianggap ilegal setelah zat itu terbukti sering digunakan atlet dengan tujuan meningkatkan performa.
Sharpova mengatakan zat itu sudah direkomendasikan oleh dokter. Zat itu diberikan setelah Sharapova mengalami detak jantung tak wajar dan menunjukkan gejala awal diabetes.
Juara Tenis Olimpiade 2012 itu menegaskan zat yang ia konsumsi bukan zat peningkat performa. Ia mengatakan tak tahu kalau zat itu sudah tak lagi legal hingga ia menerima surat dari ITF. Menurut Sharapova, WADA sudah mengirim surat perihal daftar obat ilegal pada Desember 2015, tapi tak mengeceknya.
Sharapova merupakan satu dari tujuh atlet yang dinyatakan positif menggunakan Melodnium. Belum ada sanksi resmi dari ITF terkait dengan hal ini, tapi Sharapova siap menerima sanksi. "Saya menerima sebuah surat dari ITF beberapa hari lalu. Saya akan bekerja sama dengan mereka," katanya.
Maria Sharapova bisa jadi adalah petenis wanita paling populer di zamannya. Petenis berusia 28 tahun itu menjadi bintang dan atlet tenis dengan bayaran tertinggi selama 11 tahun terakhir.
Sharapova meraih lima gelar Grand Slam untuk kategori single. Dia juga pernah memenangi empat kejuaraan bergengsi lain, yaitu Australian Open, French Open, Wimbledon, dan United States Open.
EGI ADYATAMA | MARKET WATCH | THE GUARDIAN | THE NEW YORK TIMES