TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan perlengkapan olahraga asal Amerika Serikat, Nike, menghentikan kerja samanya dengan Maria Sharapova untuk sementara waktu, seperti yang diumumkan Senin, 7 Maret 2016. Sharapova membuat pecinta tenis dunia kecewa karena dia terbukti melakukan doping ketika bertanding di Australia Terbuka, Januari 2016. Saat itu ia dikalahkan rival abadinya, Serena Williams, di semifinal.
Pada hari yang sama dengan pengumuman yang dikeluarkan Nike, Sharapova terlebih dulu memberi pernyataan soal doping. Federasi Tenis Internasional (ITF) menyatakan petenis Rusia itu positif menggunakan zat terlarang meldonium. Zat ini mulai dimasukkan sebagai zat terlarang oleh badan antidoping dunia (WADA) pada 1 Januari 2016.
Sharapova mengaku sudah sepuluh tahun mengkonsumsi zat tersebut, jauh sejak belum ada larangan dari ITF. Meldonium, obat yang berasal dari Latvia, biasa digunakan di Rusia dan kebanyakan negara Eropa Timur dan disinyalir bisa membantu mengatasi masalah jantung, tapi tidak mendapat pengakuan medis di AS, negara tempat Sharapova tinggal sejak 1994.
"Kami sangat sedih dan kaget mendengar berita soal Maria Sharapova. Kami memutuskan untuk menghentikan sementara kerja sama dengan Maria saat penyelidikan masih berlangsung. Kami akan terus memantau situasi ini," begitu pernyataan yang dikeluarkan pihak Nike, seperti dilansir Fortune.
Sharapova adalah salah satu ikon Nike. Produsen peralatan olahraga itu selalu menyediakan sepatu dan pakaian dengan desain khusus.
Sharapova melakukan tes doping pada 26 Januari 2016, dan kemudian diperiksa oleh WADA dan tidak lulus. Hukuman buat pemain berusia 28 tahun itu akan mulai berlaku 12 Maret.
"Saya tak ingin mengakhiri karier seperti ini dan berharap masih diberi kesempatan untuk bermain di cabang ini lagi," ujar Sharapova.
Reaksi pun bermunculan di media sosial, baik dari sesama petenis atau mantan petenis, serta dari masyarakat umum.
PIPIT