TEMPO.CO, Samarinda - Desakan anggota agar pengurus Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia segera menggelar Kongres Luar Biasa mendapat respon dari pengurus di Kalimantan Timur.
Ketua Asosiasi Provinsi PSSI Kalimantan Timur, Yunus Nusi, mendesak Ketua Umum PSSI La Nyalla Mattalitti untuk mundur dari jabatannya. Yunus, yang hadir dalam pertemuan PSSI dengan Presiden Joko Widodo pada Jumat lalu, meminta La Nyallah seharusnya mementingkan sepakbola nasional daripada mempertahankan kondisi PSSI yang terus menerus terpuruk.
"Saya sampaikan kepada Presiden, La Nyalla sedianya legowo untuk menjadikan reformasi sepakbola Indonesia seperti yang diinginkan presiden," kata Yunus Nusi, Minggu, 16 April 2016.
Menurut Yunus, kasus hukum yang dialami La Nyalla terkait kasus dugaan penyimpangan penggunaan dana, seharusnya menjadi langkah awal memajukan sepakbola nasional. Menurut dia, gairah sepak bola nasional harus dihidupkan kembali. "Setahun bertahan dengan sanksi FIFA justru membuat Indonesia terus terpuruk," kata dia.
Yunus mengatakan sampai saat ini belum ada pembicaraan detail untuk menggelar KLB. Menurut dia, ini membutuhkan waktu termasuk untuk menyusun kepanitiaan terlebih dulu.
Sementara itu, pengurus klub yang mengikuti ajang Indonesia Super League asal Samarinda dan Kutai Kartanegara memilih abstain. Mitra Kukar belum memutuskan dukungan atau menolak. ISL merupakan ajang kompetisi besutan PSSI,
"Yang pasti kami tidak mau beseberangan dengan pemerintah dan tidak juga kami melanggar statuta," kata Suwanto, manajer Operasional Mitra Kukar, Minggu, 16 April 2016.
Sementara Pemilik PBFC, Nabil Husein Said Amin, mengaku belum bisa berkomentar. Ini karena klub tidak ikut dalam pertemuan PSSI dengan Presiden.
Saat ini, La Nyalla Mattalitti sedang berstatus tersangka dalam kasus dugaan penggunaan dana Kadin untuk pembelian saham Bank Jatim pada 2014. Saat itu, La Nyalla tercatat sebagai ketua Kadim Jatim. Dia sedang berada di Singapura saat ini.
FIRMAN HIDAYAT