TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Jakarta Propertindo mulai mengebut pengerjaan velodrome atau arena balap sepeda untuk gelaran Asian Games 2018 di Rawamangun, Jakarta Timur. Presiden Direktur Jakarta Propertindo (Jakpro) Satya Heragandhi mengumumkan pemenang tender pengerjaan velodrome adalah ES Global, perusahaan khusus pembuat arena balap sepeda asal Inggris.
"Dari lima vendor hanya ES Global yang sanggup memberikan penawaran kepada kami," kata Satya dalam jumpa persnya kemarin, di Jakarta.
Satya mengatakan proyek velodrome Rawamangun akan menelan biaya US$ 40 juta. Biaya tersebut akan diambil dari kantong pribadi Jakpro. Nantinya jika sudah jadi, pemerintah DKI Jakarta akan membeli velodrome tersebut dari Badan Usaha Milik DKI itu.
Dia mengatakan pengerjaan proyek velodrome Rawamangun hanya diberi batas 24 bulan. Padahal pembuatan velodrome serupa di luar negeri biasanya memakan waktu 32-48 bulan. "Pengerjaan awal akan dimulai Juni 2016 dan harus sudah jadi beberapa bulan sebelum Asian Games dimulai," kata dia.
Presiden Direktur ES Global Olly Watts optimistis bakal menyelesaikan proyek velodrome tepat pada waktunya. Olly pun mengakui proyek di Rawamangun sangat menantang.
Sebab perusahaan tersebut akan membangun sarana balap sepeda sekelas velodrome perhelatan Olimpiade London 2012 namun dengan waktu tiga kali lebih cepat dan dana empat kali lebih murah. "Tapi standarnya akan sama antara velodrome Rawamangun dengan London," kata Olly.
Olly menggandeng arsitek Richard Coulson dari COX Rayner Inggris untuk membangun velodrome Rawamangun. Richard merancang arena balap sepeda Rawamangun berbentuk kubah, mirip stadion olahraga indoor.
Richard mengaku merancang velodrome Rawamangun dengan konsep hemat energi. dalam rancangan velodromenya. Dia memilih bahan membran untuk bagian dinding dan atap bangunan. Menurut dia, membran akan mempermudah cahaya matahari masuk ke dalam bangunan saat pagi hingga sore hari. "Ketika malam, lampu di dalam velodrome akan terpancar ke luar, sangat mengagumkan," kata dia.
Richard juga membangun velodrome Rawamangun dengan standar antigempa. Bangunan tersebut, kata dia, akan diisi dua ribu kursi permanen dan seribu kursi tambahan.
Menariknya, bagian datar di tengah velodrome Rawamangun seluas 30x70 meter bisa digunakan sebagai arena olahraga lain seperti badminton, futsal, basket, hingga gulat. Sebagai contoh badminton bisa dijadikan empat lapangan, sedangkan gulat bisa tiga lapangan. "Sehingga kami yakin velodrome Rawamangun tetap berfungsi meski gelaran Asian Games 2016 selesai," kata Richard.
Untuk lintasan balap sepeda, Richard merancang jalur oval sepanjang 250 meter, lebar 5,5 meter dan sudut kemiringan mencapai 45 derajat. Dia juga akan mendesai empat sudut lintasan dengan karakteristik yang berbeda untuk menambah tantangan pembalap.
Sesuai standar federasi balap sepeda internasional atau Union Cycliste Internationale (UCI), jalur velodrome harus dilapis kayu yang kuat serta tahan lembab dan panas. Salah satunya adalah kayu Siberia dari Rusia. "Kami pertimbangkan kayu lokal seperti merbau, tapi jika UCI tak berikan izin, kami pilih kayu Siberia," kata dia.
Richard menjamin perawatan kayu pelapis jalur balap sepeda tak akan susah. Dia meyakinkan kayu Siberia cukup cocok dipakai di wilayah dengan iklim tropis. Salah satu strategi Richard untuk memperpanjang umur kayu pelapis lajur sepeda adalah dengan memanfaatkan banyak lubang ventilasi pada gedung. Dia yakin selain memperpanjang umur kayu, ventilasi akan mempermurah biaya listrik velodrome.
INDRA WIJAYA