TEMPO.CO, Jakarta - Novak Djokovic berhasil mengalahkan petenis asal Britania, Andy Murray, dengan skor 3-6, 6-1, 6-2, 6-4 untuk meraih gelar Prancis Terbuka perdananya, Ahad malam, 5 Juni 2016. Ia sekaligus bergabung dengan para legenda yang berhasil mengumpulkan keempat gelar turnamen tenis Grand Slam secara beruntun.
Petenis peringkat satu dunia itu bangkit dari start yang buruk untuk mengandalkan kecepatannya di Lapangan Philippe Chatrier dan mengunci mahkota Grand Slam ke-12 setelah tiga kegagalan sebelumnya di final Roland Garros.
Djokovic merupakan petenis putra ketiga setelah Don Budge dan Rod Laver yang mampu menggenggam keempat gelar utama di saat yang sama dan orang kedelapan yang mampu mendulang kesuksesan di Wimbledon dan Prancis Terbuka, AS Terbuka, dan Australia Terbuka.
"Ini adalah saat yang sangat istimewa, mungkin momen terbesar dalam karier saya," kata petenis 29 tahun, yang sekarang memiliki rekor menang-kalah 5-2 dengan Murray di final Grand Slam, di pinggir lapangan.
Djokovic sempat tampak akan menjalani start impian mengalahkan serve Murray untuk mengukir kedudukan love pada game pertama.
Namun petenis Britania ituyang memainkan final kesepuluhnya di turnamen utama, memukul bola lebih awal untuk menyiapkan tiga break point pada game berikutnya, mengonversi yang ketiga dengan pukulan lob yang bagus. Ia memegang kedudukan love, kemudian kembali mematahkan serve lawannya, memenangi 16 dari 20 angka untuk memimpin 4-1.
Tensi sempat meninggi ketika Murray berteriak "Keluarkan dia," sambil menunjuk pewawancara asal TV Prancis yang berada di box petenis, sebelum Djokovic berselisih dengan wasit.
Ketika Murray memukul serve untuk menutup set, ia mendapatkan angka untuk memimpin 30-0. Djokovic sempat melakukan pengembalian sebelum panggilan out terhadap serve itu terlontar.
"Panggilan itu setelah Anda memukul bola, saya 100 persen yakin," kata Damien Dumusois kepada Djokovic.
Murray, yang mengalahkan Djokovic di final Roma Masters bulan lalu, kemudian memenangi set ketika pukulan backhand lawannya mengenai net.
Ia mendapatkan break point pada game pertama set kedua. Namun arah permainan selanjutnya tidak menguntungkan petenis Skotlandia itu.
Djokovic, yang agresinya kini terarah dan mengimbanginya dengan akurasi, memenangi game-game tersisa.
Ia melaju 4-1 untuk memimpin set ketiga, mematahkan serve lawan pada game kelima dengan pukulan drop shot yang memicu yel-yel "Nole, Nole, Nole, Nole" dari tribun penonton.
Tidak ada kebangkitan pada set itu untuk Murray, 29, yang kemudian kehilangan serve-nya pada game pembukaan di set keempat.
Djokovic, yang kini menggenggam laju 28 kemenangan beruntun di kompetisi-kompetisi Grand Slam, mematahkan serve lawan untuk kedudukan love untuk memimpin 5-2. Murray balas mematahkan serve-nya, tapi Djokovic menggagalkan semua peluang lawannya untuk bangkit dan memenangi gelar dengan match point ketiganya ketika pukulan backhand petenis Skotlandia itu membentur net.
ANTARA | BBC | GHOIDA RAHMAH
