Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Yelena Isinbayeva Masih Punya Peluang ke Olimpiade Rio

Editor

Nur Haryanto

image-gnews
Yelena Isinbayeva. Dok: www.celebrty-pictures.ca
Yelena Isinbayeva. Dok: www.celebrty-pictures.ca
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pelompat galah Yelena Isinbayeva mendarat dengan tepat setelah melewati mistar gawang setinggi 4,90 meter. Ya, masih belum ada yang bisa mengalahkannya dalam kejuaraan nasional Rusia di Cheboksary, pekan lalu. Ia pun telah memutuskan bahwa di kota pelabuhan itu, sekitar 650 kilometer dari Moskow, ia akan menjalani laga terakhir dalam karier profesionalnya jika batal ke Olimpiade Rio.

Sebelumnya, Federasi Atletik Internasional (IAAF) telah melarang seluruh atlet Rusia tampil dalam Olimpiade Rio akibat skandal doping. Namun mimpi Isinbayeva untuk tampil di Olimpiade kembali terbuka. Kabar gembira datang dari Komite Olimpiade Internasional, yang mengumumkan bahwa atlet Rusia mungkin akan disaring secara individual oleh IAAF, Selasa pekan lalu.

Pelompat galah berusia 34 tahun itu pun segera mendaftar secara individu ke panitia Olimpiade Rio. Jika lolos saringan, ia akan diizinkan bersaing di Rio membawa bendera Rusia. “Saya masih mempunyai harapan dan pintu belum tertutup,” kata Isinbayeva.

Sebelumnya, Presiden IAAF Sebastian Coe, yang juga bekas atlet, mengatakan maraknya kasus doping di Rusia akan menyulitkan IAAF untuk memberi pengecualian. Garis yang memisahkan antara kotor dan bersih pada atlet Rusia dinilai kabur. "Doping secara sistematis telah berlangsung di Rusia. Sulit untuk memilih atlet yang bersih," ucapnya.

Keputusan IAAF melarang partisipasi seluruh atlet atletik Rusia, yang berkaitan dengan bukti adanya doping yang disponsori negara, membuat Isinbayeva protes. Ia berniat membuktikan kepada IAAF dan WADA bahwa mereka telah membuat keputusan yang salah. “Aku tidak akan diam. Aku akan mengambil tindakan," kata dia.

Isinbayeva berencana ambil bagian dalam Olimpiade Rio untuk kelima dan terakhir kalinya. Pengumuman IOC itu memberi ia celah untuk mengakhiri kariernya di panggung dunia.
"Sekarang saya berharap akhir karier saya akan di Rio," katanya. "Saya sudah putus asa kemarin, tapi sangat optimistis hari ini."

Komite Olimpiade Internasional (IOC) Presiden Thomas Bach mengatakan atlet Rusia akan disaring oleh IAAF dan bisa bersaing di bawah bendera Rusia. Namun kriteria IAAF yang ketat menunjukkan bahwa aplikasi atlet asal Rusia mungkin juga ditolak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bulan lalu, Federasi ini masih membuka pintu untuk sejumlah atlet yang bersih dari doping agar bisa berlaga di Rio tanpa mewakili negara mana pun atau netral. Namun Isinbayeva sudah berjanji  tak akan ikut olimpiade tanpa membawa bendera Rusia.

Isinbayeva adalah satu dari 68 atlet Rusia yang telah mengajukan petisi ke Mahkamah Arbitrase Olahraga untuk mencabut larangan IAAF dan bisa bersaing di Rio de Janeiro.

Kini, Isinbayeva mengajak teman-temannya kembali mendaftar dan terus berlatih. “Dengan dedikasi, cinta, dan semangat, semua halangan akan bisa dilewati.”

Yelena Gadzhievna Isinbayeva
Lahir Volgograd, Rusia, 3 June 1982
Tinggi 1,74 meter
Medali Emas Olimpiade 2004 and 2008
Juara Dunia 2005, 2007 and 2013
Rekor Lompatan 5,06 meter (2009)

IAAF| AP | ANTO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Perjalanan Hidup Eko Yuli Irawan Rebut 4 Medali Olimpiade Diangkat Jadi Film.

13 Agustus 2021

Film Eko Yuli Irawan The Movie. Tempo/Irsyan
Perjalanan Hidup Eko Yuli Irawan Rebut 4 Medali Olimpiade Diangkat Jadi Film.

Eko Yuli Irawan satu-satunya atlet Indonesia peraih medali di tiga ajang Olimpiade berbeda. Eko sempat tak disetujui orang tuanya menjadi atlet.


Cerita Liliyana Natsir Diundang ke Rumah Raffi Ahmad dan Nagita Slavina

8 Agustus 2021

Liliyana Natsir dan Raffi Ahmad. Foto: Instagram Liliyana Natsir.
Cerita Liliyana Natsir Diundang ke Rumah Raffi Ahmad dan Nagita Slavina

Untuk menyambut Liliyana Natsir, Raffi Ahmad sampai membuat lapangan bulu tangkis dadakan di dalam rumahnya.


Ini Perolehan Medali Indonesia Selama Mengikuti Olimpiade

24 Juli 2021

Lifter Indonesia Windy Cantika Aisah saat tampil di Olimpiade Tokyo, 24 Juli 2021. REUTERS/Edgard Garrido
Ini Perolehan Medali Indonesia Selama Mengikuti Olimpiade

Indonesia secara keseluruhan telah meraih 32 medali selama mengikuti olimpiade.


Begini Perbandingan Kostum Defile Kontingen Indonesia di Olimpiade Rio dan Tokyo

23 Juli 2021

Desain kostum defile Kontingen Indonesia di Olimpiade Tokyo 2021. (Foto: Tangkapan layar/Tempo/Irsyan)
Begini Perbandingan Kostum Defile Kontingen Indonesia di Olimpiade Rio dan Tokyo

Kontingen Indonesia menyertakan 10 wakil dalam defile pembukaan Olimpiade Tokyo 2020, Jumat, 23 Juli 202.


Nama Pele Bakal Jadi Nama Baru Stadion Maracana, Ada Pro dan Kontra

10 Maret 2021

Semburan kembang api mewarnai Upacara Pembukaan Pekan Olahraga Olimpiade 2016 di stadion Maracana, di Rio de Janeiro, Brasil, 5 Agustus 2016. Brasil menjadi kota pertama di Amerika Selatan yang menjadi tuan rumah Olimpiade. REUTERS
Nama Pele Bakal Jadi Nama Baru Stadion Maracana, Ada Pro dan Kontra

Nama Edson Arantes do Nascimento alias Pele akan menjadi nama baru untuk Stadion Maracana di Rio de Janeiro, Brasil.


Kimia Alizadeh Membelot dari Iran ke Negara di Eropa

13 Januari 2020

Atlet taekondo perempuan Iran peraih medali perunggu di Olimpiade 2016, Kimia Alizadeh membelot ke Eropa. [REUTERS]
Kimia Alizadeh Membelot dari Iran ke Negara di Eropa

Satu-satunya atlet putri Iran peraih medali Olimpiade, Kimia Alizadeh menyatakan membelot dan pindah secara permanen ke sebuah negara di Eropa.


Balap Sepeda BMX dan Trek Berpeluang ke Olimpiade Tokyo 2020

28 Mei 2019

Atlet BMX Indonesia, I Gusti Bagus Saputra (tengah), memacu sepedanya di samping altet Jepang, Yoshitaku Nagasako, dalam perlombaan kategori race Asian Games 2018 di Pulomas BMX Center, Jakarta, Sabtu, 25 Agustus 2018. Bagus ada di posisi kedua dengan selisih 0,64 detik dari pebalap Jepang, Yoshitaku Nagasako, yang meraih medali emas. REUTERS/Athit Perawongmetha
Balap Sepeda BMX dan Trek Berpeluang ke Olimpiade Tokyo 2020

Balap Sepeda BMX dan trek memiliki peluang untuk lolos ke Olimpiade Tokyo 2020 karena prestasi yang baik selama ini.


Peraih Perak Marathon Putri Olimpiade 2016 Terkena Doping

23 Mei 2019

Vinicus dan Tom, maskot Olimpiade Rio 2016. AP
Peraih Perak Marathon Putri Olimpiade 2016 Terkena Doping

Eunice Kirwa, peraih perak marathon putri di Olimpiade 2016 Rio de Janeiro, Brasil diskors karena tersangkut doping.


Kelly Catlin, Juara Dunia Balap Sepeda Putri Meninggal Bunuh Diri

12 Maret 2019

Kelly Catlin, juara dubia dan Olimpiade 2016 balap sepeda putri asal Amerika Serikat yang tewas akibat bunuh diri pada 8 Maret 2019. (Sky Sports)
Kelly Catlin, Juara Dunia Balap Sepeda Putri Meninggal Bunuh Diri

Kelly Catlin, juara dunia balap sepeda putri asal Amerika Serikat meninggal akibat bunuh diri.


Tinju Dunia: Usai Kalah TKO, Tommasone Melamar Kekasihnya di Ring

3 Februari 2019

Carmine Tomassone melamar kekasihnya, Laura usai kalah TKO dalam laga tinju dunia di Frisco, Texas, Amerika Serikat, Minggu 3 Februari 2019 WIB. (news.com.au)
Tinju Dunia: Usai Kalah TKO, Tommasone Melamar Kekasihnya di Ring

Petinju dunia asal Italia, Carmine Tommasone memiliki cara unik untuk melamar kekasihnya, Laura.