TEMPO.CO, London - Pelari maraton Rusia Liliya Shobukhova lebih dulu terkena imbas skandal doping negaranya. Dia diperintahkan untuk mengembalikan hadiah uang £ 377,961.62 atau sekitar Rp 6,5 miliar plus biaya untuk ikut London Marathon. Angka itu merupakan total hadiah dan uang penampilannya di London Marathon pada 2010 dan 2011.
Shobukhova diharuskan membayar hadiah tersebut karena alasan doping dan dilarang tampil di Olimpiade Rio. Berdasarkan aturan dari seri balapan utama maraton dunia-yang terdiri semua marathon kota besar, termasuk Tokyo, Boston, London, Chicago, New York, dan Berlin-atlet yang terbukti bersalah atas pelanggaran doping diwajibkan untuk mengembalikan semua hadiah dan uang penampilannya.
Dalam kasus Shobukhova, pengadilan tinggi di London telah memutuskan atlet Rusia tersebut bersalah. Nick Bitel, Kepala eksekutif London Marathon Events Ltd, mengatakan bahwa permintaan mengembalikan hadiah itu akan menjadi proses yang panjang dan sulit, tapi penyelenggara akan terus mengejar. “Kami bertekad bahwa menipu itu tidak menguntungkan," katanya, Rabu 20 Juli 2016.
Setelah kemenangan Shobukhova dicabut, maka penggantinya adalah pelari Ethiopia Aselefech Mergia yang mencapai finis setelah Shobukhova pada 2010. Sedangkan tahun 2011, dia menjadi runner-up. Bitel mengatakan uang yang dikembalikan oleh Shobukhova akan diserahkan ke atlet yang telah dicurangi. "Itu hak mereka".
Panitia, kata Bitel, bertekad untuk membuat marathon berlangsung aman dari doping. Panitia akan terus melakukan segala upaya untuk bisa mengantisipasi adanya atlet yang menggunakan doping. Serta memastikan atlet yang melakukan kecurangan terbukti dan tidak mendapatkan manfaat dari kecurangan tersebut.
Putusan yang diterima Shobukhova pada 2013 adalah dilarang seumur hidup untuk ambil bagian dalam London Marathon dan lima maraton utama lainya. Tak terima putusan itu, dia mendatangi komite etik IAAF pada 2014. Dia melaporkan bahwa para pejabat atletik senior IAAF telah memperas dirinya sebesar Rp 5,6 miliar untuk menutupi pelanggaran dopingnya.
Beberapa tokoh yang dituding terlibat dalam tuduhan itu termasuk Papa Massata Diack, putra mantan presiden IAAF Lamine Diack; Valentin Balakhnichev, mantan presiden Federasi Atletik Rusia dan bendahara IAAF; dan pelatih fisik senior Rusia Alexei Melnikov. Mereka semua dilarang terlibat di olahraga tahun ini oleh komisi etik IAAF. Namun Balakhnichev dan Massata Diack membantah melakukan kesalahan yang dituduhkan.
GUARDIAN| BBC| NUR HARYANTO