Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Liliyana Natsir, Pekerja Keras yang Haus Emas Olimpiade  

image-gnews
Lilyana Natsir mengembalikan kok ke arah lawannya, Zhang Nan/Zhao Yunlei dalam Semifinal Kejuaraan Dunia Total BWF World Championship 2015 di Jakarta, 15 Agustus 2015. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Lilyana Natsir mengembalikan kok ke arah lawannya, Zhang Nan/Zhao Yunlei dalam Semifinal Kejuaraan Dunia Total BWF World Championship 2015 di Jakarta, 15 Agustus 2015. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Iklan

TEMPO.COJakarta - Semua pasti setuju jika Liliyana Natsir adalah pemain bulu tangkis putri terbaik Indonesia era 2000-an. Segudang prestasi sudah berhasil diraih Liliyana selama belasan tahun menjadi bagian dari tim nasional bulu tangkis Indonesia, termasuk medali perak Olimpiade Beijing 2008 bersama Nova Widianto.

Pemain kelahiran Manado, 9 September 1985, ini sudah puluhan kali membuat nama Indonesia digaungkan di level internasional. Liliyana, si pemain multitalenta, tak hanya berprestasi di ganda campuran. Ia juga menorehkan prestasi membanggakan di sektor ganda putri bersama Vita Marissa, dengan menjuarai China Masters 2007 dan Indonesia Open 2008.

Setelah Olimpiade Beijing 2008, Liliyana dan Nova “bercerai”. Nova pensiun, sedangkan Liliyana dicoba dipasangkan dengan Tontowi Ahmad. Awalnya uji coba ini dimaksudkan untuk mengangkat prestasi Tontowi, yang lebih muda. Namun Liliyana membuktikan bahwa dipasangkan dengan siapa pun, ia mampu berprestasi. Lagi-lagi, Liliyana menjadi tumpuan dan harapan tim bulu tangkis Merah Putih.

Dengan membimbing Tontowi, yang kala itu masih minim pengalaman, Liliyana berhasil membuat duet mereka menjadi momok menakutkan bagi sejumlah ganda campuran papan atas. Sebut saja penguasa podium juara ganda campuran kala itu, Zhang Nan/Zhao Yunlei (Cina), Xu Chen/Ma Jin (Cina), Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen (Denmark), yang kerap dibuat takluk oleh Tontowi/Liliyana. Pasangan ini juga mencetak sejarah baru sebagai ganda campuran pertama Indonesia yang mampu mencetak hat trick di All England 2012, 2013, dan 2014.

Dalam Kejuaraan Dunia 2013, yang kala itu berlangsung di Cina, Tontowi/Liliyana berhasil keluar dari “keroyokan” wakil tuan rumah dan di final menekuk Xu/Ma di hadapan publik Cina—sebuah perjuangan yang sangat luar biasa dipertontonkan pasangan Indonesia. Hingga kini, laga heroik itu terus menjadi perbincangan di kalangan pencinta bulu tangkis Tanah Air.

Sering berada di puncak bukan berarti ia tak pernah merasakan pahitnya menelan kekalahan. Menjelang Olimpiade, prestasinya sempat menurun dan beberapa kali kalah oleh pemain yang tak diunggulkan. Ini menjadi pukulan untuknya, tapi tak ada kamus menyerah bagi Liliyana. Kegigihan Tontowi/Liliyana dibuktikan dengan gelar juara di Malaysia Open Super Series Premier 2016.

“Liliyana adalah sosok yang pantang menyerah. Kalau kalah oleh lawannya, dia pasti sudah punya rencana untuk membalas. Biasanya, kalau habis kalah, saya tidak menelepon dia karena menjaga perasaannya. Tunggu saja beberapa hari, pasti dia yang akan telepon saya. Lalu Liliyana bilang di turnamen selanjutnya akan bertemu lawan yang mengalahkan dia dan bertekad akan balas kekalahannya,” kata Auw Jin Chen, sang mama.

“Saya memang identik dengan sifat tidak mau kalah, tapi tetap dalam arti yang positif. Tidak gampang puas dan selalu haus akan prestasi membuat saya bisa bertahan di tiga Olimpiade sebagai top player. Saya selalu punya keinginan di dalam diri membuat keluarga saya dan Indonesia bangga aka prestasi yang saya capai,” ujar Liliyana.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Liliyana merupakan satu-satunya pemain bulu tangkis putri Indonesia yang lolos ke kualifikasi tiga olimpiade. Hebatnya lagi, Liliyana terus menempati posisi sebagai pemain unggulan. Pada Olimpiade Beijing 2008, Nova/Liliyana adalah pasangan ganda campuran terbaik dunia dan menempati posisi puncak pada daftar unggulan.

Di Olimpiade London 2012, bersama Tontowi, Liliyana menjadi unggulan keempat. Tahun ini di Rio, Liliyana masih menjadi bagian dari ganda campuran papan atas dengan duduk di peringkat ketiga dunia bersama Tontowi. 

Tampil konsisten di jajaran pemain kelas dunia di tengah ketatnya kompetisi dan terjangan pemain-pemain muda bukanlah suatu hal yang mudah. Seorang Liliyana berhasil mengatasi tantangan tersebut dan setidaknya, selama 12 tahun, ia tak tergeser dari deretan top player.

Bagaimanapun, ada satu yang masih mengganjal di hati seorang Liliyana. Apalagi kalau bukan medali emas Olimpiade, yang merupakan impian setiap pemain bulu tangkis di dunia ini.

“Tentunya besar harapan saya meraih emas di Olimpiade ketiga ini. Mendekati Olimpiade, saya memang tidak mau bicara banyak. Talk less, do more. Bukannya pelit ngomong, ya, tapi dengan begini saya merasa bisa lebih tenang dan fokus menuju pertandingan. Tak lupa saya mohon doa dan dukungan masyarakat Indonesia,” ucap atlet yang gemar makan ikan ini. 

PBSI | GADI MAKITAN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Perjalanan Hidup Eko Yuli Irawan Rebut 4 Medali Olimpiade Diangkat Jadi Film.

13 Agustus 2021

Film Eko Yuli Irawan The Movie. Tempo/Irsyan
Perjalanan Hidup Eko Yuli Irawan Rebut 4 Medali Olimpiade Diangkat Jadi Film.

Eko Yuli Irawan satu-satunya atlet Indonesia peraih medali di tiga ajang Olimpiade berbeda. Eko sempat tak disetujui orang tuanya menjadi atlet.


Cerita Liliyana Natsir Diundang ke Rumah Raffi Ahmad dan Nagita Slavina

8 Agustus 2021

Liliyana Natsir dan Raffi Ahmad. Foto: Instagram Liliyana Natsir.
Cerita Liliyana Natsir Diundang ke Rumah Raffi Ahmad dan Nagita Slavina

Untuk menyambut Liliyana Natsir, Raffi Ahmad sampai membuat lapangan bulu tangkis dadakan di dalam rumahnya.


Ini Perolehan Medali Indonesia Selama Mengikuti Olimpiade

24 Juli 2021

Lifter Indonesia Windy Cantika Aisah saat tampil di Olimpiade Tokyo, 24 Juli 2021. REUTERS/Edgard Garrido
Ini Perolehan Medali Indonesia Selama Mengikuti Olimpiade

Indonesia secara keseluruhan telah meraih 32 medali selama mengikuti olimpiade.


Begini Perbandingan Kostum Defile Kontingen Indonesia di Olimpiade Rio dan Tokyo

23 Juli 2021

Desain kostum defile Kontingen Indonesia di Olimpiade Tokyo 2021. (Foto: Tangkapan layar/Tempo/Irsyan)
Begini Perbandingan Kostum Defile Kontingen Indonesia di Olimpiade Rio dan Tokyo

Kontingen Indonesia menyertakan 10 wakil dalam defile pembukaan Olimpiade Tokyo 2020, Jumat, 23 Juli 202.


Nama Pele Bakal Jadi Nama Baru Stadion Maracana, Ada Pro dan Kontra

10 Maret 2021

Semburan kembang api mewarnai Upacara Pembukaan Pekan Olahraga Olimpiade 2016 di stadion Maracana, di Rio de Janeiro, Brasil, 5 Agustus 2016. Brasil menjadi kota pertama di Amerika Selatan yang menjadi tuan rumah Olimpiade. REUTERS
Nama Pele Bakal Jadi Nama Baru Stadion Maracana, Ada Pro dan Kontra

Nama Edson Arantes do Nascimento alias Pele akan menjadi nama baru untuk Stadion Maracana di Rio de Janeiro, Brasil.


Ribka Sugiarto: Target Juara Olimpiade 2024

16 Juli 2020

Ribka Sugiarto (badmintonindonesia.org)
Ribka Sugiarto: Target Juara Olimpiade 2024

Pebulu tangkis ganda putri Ribka Sugiarto menargetkan bisa menjadi wakil Indonesia di Olimpiade Paris 2024 dan menjadi juara.


Cerita Lim Swie King Dianggap Tersangka Penyelundupan Lobster

15 Juli 2020

Liem Swie King. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Cerita Lim Swie King Dianggap Tersangka Penyelundupan Lobster

Legenda bulu tangkis, Lim Swie King, menegaskan bahwa yang menjadi tersangka penyelundup lobster bukan dirinya. "Namanya sama lagi dengan saya,"


PBSI: Lim Swie King Penyelundup Lobster Bukan Legenda Badminton

15 Juli 2020

Dari kiri ke kanan, mantan juara dunia bulutangkis Lim Swie King, aktris Nia Zulkarnain danaktor Ari Sihasale saat peluncuran perdana film nasional berjudul
PBSI: Lim Swie King Penyelundup Lobster Bukan Legenda Badminton

PBSI menegaskan bahwa Lim Swie King yang ditangkap polisi karena kasus dugaan penyelundupan lobster bukan mantan legenda bulu tangkis Indonesia.


Ade Yusuf Santoso Mundur dari Pelatnas PBSI, Main di Profesional

10 Juli 2020

Wahyu Nayaka Arya /Ade Yusuf Santoso. (Antara)
Ade Yusuf Santoso Mundur dari Pelatnas PBSI, Main di Profesional

Pemain ganda putra Ade Yusuf Santoso memutuskan untuk mundur dari Pelatnas PBSI karena akan terjun sebagai profesional


Final PBSI Home Tournament, Anthony Ginting Vs Shesar Rhustavito

10 Juli 2020

Anthony Sinisuka Ginting. badmintonindonesia.org
Final PBSI Home Tournament, Anthony Ginting Vs Shesar Rhustavito

Anthony Ginting melaju ke final PBSI Home Tournament menghadapi Shesar Hiren Rhustavito setelah Jonatan Christie mundur.