TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini waktu Brasil atau Sabtu pagi WIB, Olimpiade 2016 Rio de Janeiro resmi dibuka. Kontingen Indonesia yang diwakili 28 atlet dari tujuh cabang olahraga siap memberikan kemampuan terbaiknya dalam kejuaraan olah tubuh terbesar sejagat tersebut. Sebelum memulai pertandingan, kontingen Indonesia akan mengikuti defile atau perarakan barisan bersama kontingen 205 negara lain dalam upacara pembukaan Olimpiade 2016.
Ketua Kontingen Indonesia Raja Sapta Oktohari mengatakan hanya empat atlet yang bakal ikut defile mewakili Merah Putih. “Yakni dua atlet atletik, Maria Natalia Londa dan Sudirman Hadi; serta dua atlet renang, Glenn Victor Sutanto dan Yessy Venesia Yosaputra,” kata Oktohari.
Menurut Oktohari, 26 atlet lain tak bisa ikut defile karena terikat program latihan yang ketat menjelang pertandingan. Sebagai contoh, cabang angkat besi akan memulai perlombaan sehari setelah pembukaan Olimpiade atau 5 Agustus 2016. Alhasil, tujuh lifter Indonesia: Eko Yuli Irawan, Triyatno, Deni, M. Hasbi, I Ketut Ariana, Sri Wahyuni Agustiani, dan Dewi Safitri, lebih diwajibkan menjaga kebugaran dan konsentrasi ketimbang ikut defile.
Hal serupa juga dialami tim panahan Indonesia yang memulai babak kualifikasi nomor perorangan sehari setelah upacara pembukaan. Riau Ega Agata Salsabila dari nomor perorangan putra dan Ika Yuliana Rochmawati dari nomor perorangan putri akan tampil maksimal demi lolos babak kualifikasi.
Keesokan harinya, Riau Ega akan bergabung dengan Muhammad Hanif dan Hendra Wijaya untuk mengikuti babak kualifikasi pada nomor beregu recurve. Trio Riau Ega, Hanif, dan Hendra dijagokan pemerintah mampu merebut medali. Musababnya, sebelum ke Rio, mereka sukses merebut medali emas dalam kejuaraan dunia panahan di Turki, Juni lalu.
Sejauh ini, program latihan keempat atlet panahan di Brasil berjalan lancar. Keempat atlet juga sudah menjajal lapangan atau venue yang akan digunakan selama berlomba, yakni di Sambodromo, Rio de Janeiro. Hanya, urusan konsumsi sempat menjadi kendala untuk tim panahan. Manajer tim panahan, Frederick Rosandi, mengatakan makanan di kampung atlet kurang variatif dan tak sesuai dengan lidah Indonesia. Bahkan makanan di lokasi pertandingan pun disajikan dingin dan tak segar.
INDRA WIJAYA | ANTARA