TEMPO.CO, Jakarta - Voli pantai putri selama ini identik dengan pakaian mini, bahkan bikini. Pakaian seperti itulah yang dianggap jadi salah satu daya tarik cabang olahraga ini.
Namun itu dulu. Pada Olimpiade 2016, ada pemandangan berbeda. Atlet berjilbab juga ikut tampil berkompetisi. Hal itu dimungkinkan setelah ada perubahan aturan.
Dua atlet Mesir, Nada Meawad dan Doaa Elghobashy, menarik perhatian di arena voli pantai karena busana mereka yang berbeda dari biasa. Mereka tampil memakai kaus dan celana panjang. Elghobashy bahkan memakai jilbab di kepalanya.
Seragam seperti itu tampak melekat pada dua atlet itu saat melawan Jerman, Senin pagi WIB. Pertandingan tersebut pun terlihat kontras karena tim lawan tampil memakai bikini. Mesir kalah 21-12, 21-15 dalam laga tersebut, tapi tetap mendapat liputan melimpah karena tampilan atletnya.
Doaa Elghobashy.
Seusai pertandingan, mereka pun lebih banyak mendapat pertanyaan, terutama terkait dengan pakaian mereka, bukan soal peluang meraih medali. Elghobashy mengatakan ia sudah memakai jilbab sejak usia 10 tahun. "Hal itu tak mencegah saya untuk terlibat dalam hal-hal yang saya sukai, dan voli pantai adalah salah satunya," katanya.
Juru bicara induk organisasi voli pantai dunia (FIVB), Richard Baker, mengatakan aturan baru yang membolehkan pemain berhijab dimaksudkan untuk membuka olahraga tersebut bagi kultur yang berbeda. "Tujuannya untuk menarik lebih banyak orang memainkan olahraga ini," ujarnya.
REUTERS | Rio2016 | NURDIN