TEMPO.CO, Padang - Sebanyak 84 pembalap peserta Tour de Singkarak, Kamis, 11 Agustus 2016, melanjutkan balapannya pada etape keenam dengan menempuh jarak 151 kilometer. Start dilakukan dari Pantai Tiram, Kabupaten Padang Pariaman. Para pembalap kemudian menuju Taman Kandih, Kota Sawahlunto. Mereka Melewati Kota Padang.
Etape ke-enam memadukan jalur jalan mendatar dan dataran tinggi. Sekitar 18,5 kilometer dari titik start, pembalap akan berpacu di titik sprint, tepatnya di Pasar Lubuk Alung. Di kilometer 61, di Batas Bandar Buat, mereka kembali adu sprint.
Para pembalap mulai ditantang kemampuannya memasuki dataran tinggi, yaitu di kawasan Sitinjau Laut. Di kawasan ini ada titik KOM dengan level satu, tepatnya di kilometer 79, di Batas Kota Padang - Solok. Ketinggiannya mencapai 1.132 meter dari permukaan laut.
Rute ini bakal menantang para pembalap dengan spesialisasi tanjakan. Terutama pembalap Iran yang dikenal sebagai raja tanjakan. Setelah melewati Sitinjau Laut, pembalap kembali melewati rute datar. Di sini ada titik sprint, di kilometer 110,5, tepatnya di Kota Solok.
Pada etape ke-enam, pembalap Iran Amir Kolahdoiz masih memimpin etape dengan mengenakan Yellow Jersey. Pembalap Pishgaman Cycling Team ini telah membukukan total waktu 16 jam 15 detik.
Amir juga kembali dinobatkan sebagai raja tanjakan pada etape sebelumnya dengan mengumpulkan 62 poin. Ia juga meraih Green Jersey dengan 39 poin hingga etapa ke-lima Rabu kemarin, 10 Agustus 2016. "Kami akan mempertahankan ini dengan mengontrol perlombaan," ujar Amir.
Amir mengatakan, ia dan timnya akan mengawasi pembalap Indonesia Dadi Suryadi. Pembalap Terangganu Cycling Team itu menempel ketat Amir dengan selisih waktu 1 menit 22 detik.
Pada etape ke-enam, para pembalap juga melintasi sejumlah destinasi wisata. Selain Pantai Tiram, juga Taman Raya Bung Hatta di Sitinjau Laut, Padang.
Kota Sawahlunto sebagai lokasi finis, juga memiliki banyak destinasi wisata. Sawahlunto dikenal sebagai kota tua, yang juga merupakan bekas kota tambang batu bara peninggalan kolonial Belanda. Di kota itu juga terdapat sejumlah museum, seperti Museum Lubang Tambang Mbah Suro, Museum Goedang Ransoem dan Museum Kereta Api. Juga ada destinasi baru, Taman Satwa Kandi.
ANDRI EL FARUQI