Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Schooling Vs Phelps, Ketika Si Bocah Kalahkan Sang Raja

image-gnews
Perenang Singapura,Joseph Schooling, merebut emas Olimpiade nomor 100 meter gaya kupu, Jumat, 12 Agustus 2016. (REUTERS/Stefan Wermuth)
Perenang Singapura,Joseph Schooling, merebut emas Olimpiade nomor 100 meter gaya kupu, Jumat, 12 Agustus 2016. (REUTERS/Stefan Wermuth)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Josep Schooling menjadi atlet Singapura pertama yang meraih medali emas OIimpiade setelah merajai nomor 100m gaya kupu-kupu putra pada Olimpiade Rio de Janeiro, Brasil, Sabtu pagi WIB. Ia menjadi juara dengan memecahkan rekor baru Olimpiade dengan 50,39 detik dan mengalahkan raja renang dunia Michael Phelps dari Amerika Serikat.

Schooling, 21 tahun, merendah bahwa kemenangannya ini hanya untuk negerinya. "Ini bukan untuk saya. Ini untuk negara saya. Beberapa orang percaya Singapura memiliki banyak bakat. Saya percaya itu. Tidak masalah dari mana Anda berasal. Saya harap ini membuka pintu baru olah raga di negeri kita dan semoga saya telah menciptakan preseden untuk kaum muda negeri kita," kata Schooling kepada media Singapura seperti dikutip laman Straits Times.

"Ini jalan yang terjal, saya telah melakukan hal yang tak seorang pun di negeri kita telah melakukannya sebelum ini. Saya menerima banyak dukungan dan itu fenomenal, hebat. Saya sungguh tak bisa menjabarkan apa itu artinya."

"Saya tak akan bohong, orang pertama yang menembus dinding selalu berdarah-darah. Saya harus menerimanya. Saya berterimakasih dan saya telah diberkati untuk memiliki kemampuan dalam menuntaskan ini."

"Momen ini bukan tentang saya, ini sungguh untuk negara saya, ini semua soal pelatih saya, keluarga saya, teman-teman saya yang sudah percaya sejak saya berusia enam tahun bahwa saya mampu melakukan ini."

Schooling berlomba melawan atlet Olimpiade terbesar sepanjang masa, Michael Phelps dari Amerika Serikat, dan dia mengalahkan si terbesar yang sudah tiga kali juara Olimpiade nomor 100m gaya kupu-kupu dan juga pemegang rekor dunia nomor itu.

Sejumlah media massa Amerika Serikat memuji kualitas renang Schooling, sehingga menggambarkan perlombaaan antara dia dan Phelps itu dengan istilah "The King and the Kid" atau "Raja dan anak" yang menggambarkan Schooling berusaha menyamai raja renang dari Amerika itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kepada media Singapura, Schooling berkata, "Saya sangat emosional saat ini, saya tak tahu apa yang harus dipercaya, apakah saya benar-benar telah melakukannya atau apakah saya masih mempersiapkan lomba."

"Saya mesti membiarkan momen ini tenggelam. Saat ini yang bisa saya katakan adalah saya sungguh terhormat dan merasa istimewa punya kesempatan berlomba pada Olimpiade bersama nama-nama besar seperti Michael (Phelps), Chad (le Clos), Laszlo (Cseh), orang-orang yang telah mengubah wajah olah raga ini," kata Schooling.

Phelps sendiri mengakui kehebatan Schooling. "Lebih cepat dari yang saya menangi empat tahun lalu, tetapi Jo memang tangguh. Jelas dia melewati tahun yang hebat setahun lalu dan melewati masa yang sungguh hebat pada dua tahun lewat, oleh karena itu angkat topi untuk dia."

Ketika ditanyai apa yang telah dikatakan Phelps kepada dia setelah lomba, Schooling berkata kepada media massa Singapura, "Bagus, itu lomba yang hebat, kata dia. Saya bilang padanya untuk ikut lomba lagi empat tahun mendatang dan dia menjawab 'enggak mungkin'. Semoga dia berubah pikiran. Saya suka berlomba dengan dia.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Perjalanan Hidup Eko Yuli Irawan Rebut 4 Medali Olimpiade Diangkat Jadi Film.

13 Agustus 2021

Film Eko Yuli Irawan The Movie. Tempo/Irsyan
Perjalanan Hidup Eko Yuli Irawan Rebut 4 Medali Olimpiade Diangkat Jadi Film.

Eko Yuli Irawan satu-satunya atlet Indonesia peraih medali di tiga ajang Olimpiade berbeda. Eko sempat tak disetujui orang tuanya menjadi atlet.


Cerita Liliyana Natsir Diundang ke Rumah Raffi Ahmad dan Nagita Slavina

8 Agustus 2021

Liliyana Natsir dan Raffi Ahmad. Foto: Instagram Liliyana Natsir.
Cerita Liliyana Natsir Diundang ke Rumah Raffi Ahmad dan Nagita Slavina

Untuk menyambut Liliyana Natsir, Raffi Ahmad sampai membuat lapangan bulu tangkis dadakan di dalam rumahnya.


Ini Perolehan Medali Indonesia Selama Mengikuti Olimpiade

24 Juli 2021

Lifter Indonesia Windy Cantika Aisah saat tampil di Olimpiade Tokyo, 24 Juli 2021. REUTERS/Edgard Garrido
Ini Perolehan Medali Indonesia Selama Mengikuti Olimpiade

Indonesia secara keseluruhan telah meraih 32 medali selama mengikuti olimpiade.


Begini Perbandingan Kostum Defile Kontingen Indonesia di Olimpiade Rio dan Tokyo

23 Juli 2021

Desain kostum defile Kontingen Indonesia di Olimpiade Tokyo 2021. (Foto: Tangkapan layar/Tempo/Irsyan)
Begini Perbandingan Kostum Defile Kontingen Indonesia di Olimpiade Rio dan Tokyo

Kontingen Indonesia menyertakan 10 wakil dalam defile pembukaan Olimpiade Tokyo 2020, Jumat, 23 Juli 202.


Nama Pele Bakal Jadi Nama Baru Stadion Maracana, Ada Pro dan Kontra

10 Maret 2021

Semburan kembang api mewarnai Upacara Pembukaan Pekan Olahraga Olimpiade 2016 di stadion Maracana, di Rio de Janeiro, Brasil, 5 Agustus 2016. Brasil menjadi kota pertama di Amerika Selatan yang menjadi tuan rumah Olimpiade. REUTERS
Nama Pele Bakal Jadi Nama Baru Stadion Maracana, Ada Pro dan Kontra

Nama Edson Arantes do Nascimento alias Pele akan menjadi nama baru untuk Stadion Maracana di Rio de Janeiro, Brasil.


Kimia Alizadeh Membelot dari Iran ke Negara di Eropa

13 Januari 2020

Atlet taekondo perempuan Iran peraih medali perunggu di Olimpiade 2016, Kimia Alizadeh membelot ke Eropa. [REUTERS]
Kimia Alizadeh Membelot dari Iran ke Negara di Eropa

Satu-satunya atlet putri Iran peraih medali Olimpiade, Kimia Alizadeh menyatakan membelot dan pindah secara permanen ke sebuah negara di Eropa.


Balap Sepeda BMX dan Trek Berpeluang ke Olimpiade Tokyo 2020

28 Mei 2019

Atlet BMX Indonesia, I Gusti Bagus Saputra (tengah), memacu sepedanya di samping altet Jepang, Yoshitaku Nagasako, dalam perlombaan kategori race Asian Games 2018 di Pulomas BMX Center, Jakarta, Sabtu, 25 Agustus 2018. Bagus ada di posisi kedua dengan selisih 0,64 detik dari pebalap Jepang, Yoshitaku Nagasako, yang meraih medali emas. REUTERS/Athit Perawongmetha
Balap Sepeda BMX dan Trek Berpeluang ke Olimpiade Tokyo 2020

Balap Sepeda BMX dan trek memiliki peluang untuk lolos ke Olimpiade Tokyo 2020 karena prestasi yang baik selama ini.


Peraih Perak Marathon Putri Olimpiade 2016 Terkena Doping

23 Mei 2019

Vinicus dan Tom, maskot Olimpiade Rio 2016. AP
Peraih Perak Marathon Putri Olimpiade 2016 Terkena Doping

Eunice Kirwa, peraih perak marathon putri di Olimpiade 2016 Rio de Janeiro, Brasil diskors karena tersangkut doping.


Kelly Catlin, Juara Dunia Balap Sepeda Putri Meninggal Bunuh Diri

12 Maret 2019

Kelly Catlin, juara dubia dan Olimpiade 2016 balap sepeda putri asal Amerika Serikat yang tewas akibat bunuh diri pada 8 Maret 2019. (Sky Sports)
Kelly Catlin, Juara Dunia Balap Sepeda Putri Meninggal Bunuh Diri

Kelly Catlin, juara dunia balap sepeda putri asal Amerika Serikat meninggal akibat bunuh diri.


Tinju Dunia: Usai Kalah TKO, Tommasone Melamar Kekasihnya di Ring

3 Februari 2019

Carmine Tomassone melamar kekasihnya, Laura usai kalah TKO dalam laga tinju dunia di Frisco, Texas, Amerika Serikat, Minggu 3 Februari 2019 WIB. (news.com.au)
Tinju Dunia: Usai Kalah TKO, Tommasone Melamar Kekasihnya di Ring

Petinju dunia asal Italia, Carmine Tommasone memiliki cara unik untuk melamar kekasihnya, Laura.